Minggu, 01 Januari 2006

Iman Turun

Pulang kampung. Lebaran di kampungku sangat menyenangkan. Aku sangat betah di rumah. Ketika bercengkerama dengan keluarga, entah kenapa aku begitu terlena. Aku ngga ingat Allah. Hanya sesekali, ketika shalat saja.

Susah sekali untuk terus nyambung ke Allah seperti waktu Ramadhan kemarin. Karena aku mulai tidak ingat Allah, maka ancamanNya pun berlaku. “Jika engkau tidak ingat Aku, maka akan kukirimkan setan ke dalam dadamu, sebagai teman, yang akan menuntunmu.”

Benar, itulah yang terjadi. Aku mulai malas shalat, selalu di akhir waktu. Banyak kerjaan di rumah, tapi jika ada waktu luang kuhabiskan untuk nonton teve. Benar-benar banyak waktu terbuang sia-sia. Wasting time. Baca Qur’an malas. Shalat malam malas. Semua ibadah ritual kukerjakan dengan malas-malasan.Berikutnya, aku mulai mudah marah, mudah tersinggung. Sering kecewa jika kenyataan tidak sesuai harapan. Mulai sering merasa sedih, sebel, ngga enak hati. Kebahagiaan yang kurasakan waktu itu hilang sudah. Malas kerja, yang ada hanya buang-buang waktu. Nonton teve, ngobrol ngalor-ngidul, tidur-tiduran. Sangat menyebalkan. Imanku di titik terendah. Akhirnya kupaksakan diri untuk balik ke kota dimana aku tinggal sekarang. Aku ingin ikut olah spiritual bersama teman-teman lagi.

Begitu sampai, yang pertama kali kulakukan adalah mencari informasi dimana kajian diadakan. Langsung saja aku ikut. Saat olah spiritual, ternyata Allah masih mau menyambutku. Aku menangis, memohon ampun pada-Nya, karena telah sebulan ini melupakan-Nya. Sangat tidak enak, tidak nyaman, hidup jauh dari Allah.

Aku bilang pada pemateri bahwa imanku benar-benar turun ketika dekat dengan keluargaku. Aku terlena ketika bersama mereka. Aku merasa nyaman bersama mereka dan tidak ingat Allah. Aku baru ingat Allah ketika sendirian, ketika jauh dari kelurga. Aku minta nasehat pada trainer agar imanku tidak turun.

Beliau bilang, “Justru kamu harus tetap bersama keluarga. Jadikan itu latihan, harus bisa tetap nyambung ke Allah meski sedang berada bersama keluarga.”
“Satu lagi, agar iman tidak turun, maka syaratnya: usahakan jangan sampai imanmu hari ini sama dengan hari kemarin. Iman harus naik terus. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Jika iman sama dengan kemarin, maka bisa dipastikan besok akan turun.

”Terimasih, Pak. Mulai hari ini aku akan terus berusaha menjaga agar imanku hari ini tidak sama dengan kemarin. Imanku harus naik terus, tidak ada kesempatan untuk turun.

Tidak ada komentar: