Aku baru nyadar, sejak sebulan terakhir ini tiba-tiba saja aku sangat tertarik dengan Al Quran. Semua buku-buku tidak ada yang menarik hatiku. Hanya Al Qur’an saja.
Tiap hari kerjaanku hanya mempelajari Al Qur’an dan terjemahnya. Sangat penasaran. Pengen tahu apa yang Allah sampaikan melalui Al Qur’an. Bahkan aku mulai mentadabburi Al Qur’an, berdasarkan bahasa Tuhan yang disampaikan padaku melalui segala peristiwa yang terjadi.
Apakah para mufassirin juga begitu cara menafsiri Al Qur’an? Melalui pengalaman ruhani atau melalui keilmuan?
Selama ini kita dilarang menafsiri Al Qur’an tanpa melalui para ahli tafsir, karena untuk mengerti Al Qur’an ada ilmu-ilmu yang harus dikuasai. Bahasa arab, Balagha, Mantiq, Nahwu Sharaf, dan seterusnya.
Aku setuju karena memang ada ayat-ayat mutasyabihat yang tidak bisa ditafsiri sendiri, juga ada ayat-ayat yang kelihatannya bertentangan padahal tidak, dan seterusnya. Al Qur’an tidak boleh ditafsiri sekehendak sendiri untuk kepentingan sendiri. Sehingga kita tidak boleh menafsiri Al Quran tanpa melalui kitab-kitab ahli tafsir.
Tapi jika demikian halnya, betapa Al Qur’an itu sesuatu yang tidak terjangkau bagi kita orang awam. Lalu buat apa Al Qur’an diturunkan kepada kita jika hanya kaum mufassirin saja yang boleh menafsiri. Bukankah Al Quran itu pedoman bagi kita? Kalau begitu lebih baik baca buku-buku panduan dari orang-orang Barat dong. Kita bisa tafsirkan dan kita cerna sesuai pemahaman kita.
Menurutku ambil jalan tengahnya, sah-sah saja aku menafsiri Al Qur’an berdasar pengalaman ruhani yang kualami. Tapi ini untuk diri sendiri. Tidak untuk orang lain. Lalu selalu cross check dengan hasil tafsir para mufassirin apakah sejalan atau tidak. Selanjutnya selalu bertanya kepada Allah, Sang Maha Guru, apakah kita sudah benar atau tidak.
Biasanya jika pemahaman kita salah, maka Allah akan mengingatkan. Mungkin dengan melalui teguran dari orang, atau melalui dituntun baca buku yang berkaitan dengan hal itu, atau apa saja.
Intinya satu, terus bertanya pada Allah. Karena hanya Allah yang mengerti dan paham apa yang Dia maksud dalam Al Quran. Karena Al Qur’an adalah firman-Nya, jadi hanya Dia yang paham apa yang Dia katakan.
Sabtu, 14 Januari 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar