Tadi siang hujan sangat deras, tapi hanya sebentar.
Tiba-tiba aku merasakan lagi kepekaan itu.
Aku merasakan kebesaran-Nya. Aku menyadari aktivitas Tuhan melalui hujan.
Aku merasakan kehadiranNya.
Dia ada! Ya, Dia ada di sini. Dia sedang menurunkan hujan.
Baru kali ini aku merasakan hujan itu begitu bermakna.
Hujan adalah salah satu fenomena alam yang menunjukkan keberadaanNya.
Menunjukkan eksistensiNya. Bagaimana bisa kita tidak mengingatNya,
padahal Dia selalu ada di samping kita. Beraktivitas, demonstratif memamerkan keberadaanNya.
Selama ini hujan hanyalah sekedar fenomena alam biasa. Yang kita pelajari dari SD, bermula dari air di laut, di mana saja, air menguap menjadi awan. Kemudian awan ditiup angin menuju ke tempat yang lebih tinggi. Dan karema kondensasi, maka berubahlah awan menjadi air yang turun ke bumi dan kita sebut hujan. That’s all.
Ngga terasa apa-apa.
Meski berkali-kali dalam Al Qur;an dijelaskan, “AKU lah yang menurunkan hujan.”
Tetap saja hujan tidak menimbulkan ketakjuban. Biasa saja.
Bahkan kadang bikin jengkel karena hujan menghalangi aktivitas kita.
Hari ini, aku bisa melihat Allah sedang menurunkan hujan.
Aku bisa “melihatNya” melalui hujan.
Terima kasih ya Allah, Engkau telah menumbuhkan ketakjuban itu dalam diriku.
Rabu, 18 Januari 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar