Saat ini imanku bagai telur di ujung tanduk. Sekali gerak saja, telur itu akan pecah. Jika aku diletakkan di tempat gersang dari agama, aku yakin aku akan futur. Tapi kalau aku ditaruh di lingkungan yang Islami, InsyaAllah aku bisa istiqamah.
Imanku belum mencapai ‘titik aman pertama’
(istilah Tantowi Yahya, Who Wants To Be A Millionaire).
Imanku masih di bawah, imanku masih naik turun. Yazid wa yankus.
Abu sangkan bilang bahwa iman itu tidak naik turun, tapi hanya stagnan saja. Stag terjadi karena kita sedang tidak ingat Allah. Nah, tinggal direcall lagi, maka memory tentang kedekatan dengan Allah akan muncul lagi.
Jadi jika kita sudah pernah berada di ruang spiritual, maka sangat mudah untuk merasakan suasana itu lagi.
Ketika kita kira iman kita sedang turun, caranya mudah saja tinggal direcall dengan menyebut nama Allah berulang-ulang dengan tadarru’. Maka akan kita rasakan lagi suasana di ruang spiritual itu. Jika itu dilakukan terus, maka iman akan naik dan semakin bertambah kenikmatannya. Jika yang muncul adalah rasa bosan, berarti iman kita masih emosional. Masih pakai otak. Belum berspiritual.
Aku merasa imanku sangat mudah stag jika tidak didukung lingkungan yang bagus. Mungkin suatu saat nanti jika imanku sudah melewati titik aman pertama, maka berada di lingkungan manapun sudah tidak terpengaruh. Semoga.
Sekarang tugasku adalah berusaha istiqamah, berusaha meningkatkan iman terus menerus hingga mencapai titik aman pertama.
Sabtu, 28 Januari 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar