Tadi via telpon, temanku Ida bisa menjelaskan apa yang kualami dengan sangat pas. Aku curhat sama dia, kenapa aku jadi sering ngomongin Allah. Bahkan pada semua orang. Sehingga orang mengira aku ini sok alim.
Dikit-dikit ngomongin Allah.
Dia bilang gini :
Jika kita sudah mencintai seseorang, maka kita akan selalu ingin menceritakan tentang dia kepada semua orang. Apapun yang kita bicarakan selalu larinya ke dia. Begitupun jika kita sudah mencintai Allah, maka kita akan selalu ingin berbicara tentang Allah. Apapun yang kita bahas, selalu balik lagi tentang Allah. Kita cenderung membicarakan apa yang paling dominan ada di dalam benak kita, apa yang paling kita sukai.
Ya, penjelasan yang sangat gamblang. Jadi aku tidak usah takut dianggap riya’. Hanya saja aku harus selalu berhati-hati karena setan selalu mencari kelengahan kita.
Ida bilang bahwa dulu dia juga pernah mengalami hal ini. Tapi sekarang tidak bisa lagi. Dia merasa Allah sudah tidak memperdulikannya lagi.
Allah sudah tidak sayang padanya.
Tak terasa air mataku menetes. Aku merasa bahwa Allah bukan tidak sayang padanya. Allah justru kangen padanya dan ingin memanggilnya kembali.
“Carilah Dia. Jangan menunggu. Carilah Dia.
Dia tidak sedang marah padamu. Dia menunggumu.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar