“Saat nyambung usai shalat tahajud, tampak olehku wajahmu dengan jelas. Kamu sedang rsenyum.” Demikian kata temanku.
“Oh ya? Kapan itu?”
“Kira-kira seminggu yang lalu”.
Saat itu aku sedang mengalami apa ya?
Kok aku bisa tampak dengan jelas di hadapannya padahal kami tidak sedang bertemu.
Belakangan aku baru tahu ketika trainerku bilang bahwa jika kita tidur dalam kondisi ‘nyambung’ ke Allah, jangan kaget jika esok harinya da yang telpon bahwa dia melihat kita sedang tersenyum. Padahal tidak saling bertemu.
Minggu, 30 Juli 2006
Sabtu, 29 Juli 2006
aku dan AKU
Dulu aku bilang ada setan dan malaikat dalam diriku.
Kini aku tahu :
Ada ‘aku’ dan ‘AKU’ dalam diriku.
Ada kehendakku dan Kehendak-KU dalam diriku.
Sekarang tinggal menyelaraskan kehendakku dan Kehendak-KU.
Kehendakku harus melebur dalam Kehendak-KU.
‘aku’ bukan siapa-siapa, hanya sebuah kesadaran.
AKU lah yang ada.
AKU lah yang menggerakkan.
AKU lah yang lebih berhak atas tubuh, pikiran, dan hati
yang sebenarnya bukan milikku.
Tapi milik-KU. Milik ALLAH.
aku hilang.
Hanya ada AKU.
Maka tak ada lagi egoku.
Yang ada hanya EGO TUHAN.
SUPER EGO.
aku tidak berhak atas diriku.aku bahagia ketika AKU mulai memainkan peran atas tubuh, hati, dan pikiranku.
Kini aku tahu :
Ada ‘aku’ dan ‘AKU’ dalam diriku.
Ada kehendakku dan Kehendak-KU dalam diriku.
Sekarang tinggal menyelaraskan kehendakku dan Kehendak-KU.
Kehendakku harus melebur dalam Kehendak-KU.
‘aku’ bukan siapa-siapa, hanya sebuah kesadaran.
AKU lah yang ada.
AKU lah yang menggerakkan.
AKU lah yang lebih berhak atas tubuh, pikiran, dan hati
yang sebenarnya bukan milikku.
Tapi milik-KU. Milik ALLAH.
aku hilang.
Hanya ada AKU.
Maka tak ada lagi egoku.
Yang ada hanya EGO TUHAN.
SUPER EGO.
aku tidak berhak atas diriku.aku bahagia ketika AKU mulai memainkan peran atas tubuh, hati, dan pikiranku.
Jumat, 28 Juli 2006
Israel Memborbardir Lebanon
Kekejaman Israel makin menjadi-jadi. Demi 2 orang serdadu yang ditawan Hizbullah Lebanon, Israel menghujani membombardir Lebanon tanpa pandang bulu. Ratusan orang tewas. Mostly penduduk sipil. Bahkan pasukan PBB pun diserang. Dunia hanya diam menonton kebiadaban Yahudi. AS mendukung sepenuhnya. Hak vetonya digunakan untuk menggagalkan resolusi PBB. Padahal resolusi ini hanya sekedar “mengecam”. Tidak lebih. Masih adakah keadilan di dunia ini bagi umat Islam?
Mereka menghujani kaum muslimin dengan bom.
Kita hujani mereka dengan doa. Karena doa adalah senjata umat Islam. Demikian kata-kata bijak, menyejukkan hati dari Aa Gym.
Ya. Kenapa tidak?
Kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kita lemah dari segala segi. Maka ketika Allah memberi kita senjata DOA, gunakan sebaik mungkin.
Ya Allah. Tolonglah saudara-saudara kami di sana.
Bantulah mereka para tentara Hizbullah.
Cegahlah Yahudi berbuat kedholiman.
Perlihatkan kebesaranMu, kekuasaanMu.
Perlihatkan pada mereka campur tanganMu.
Gentarkan hati mereka.
Yahudi. Israel. Zionis. Bani Israil.
Kenapa Allah melaknat Bani Israil?
Semua jawaban ada di Al Qur ‘an. Aku mengerti.
Tapi bagaimana dengan anak-anak Yahudi?
Apakah mereka juga dilaknat?
Anak-anak yang lahir tanpa mereka minta lahir dari keluarga Yahudi.
Yang lahir tidak bisa memilih siapa orang tuanya.
Ketika Allah menakdirkan dia anak Bani Israil, ketika dia masih belum mengerti, kemudian orang tuanya memberikan doktrin begini dan begitu, apakah mereka juga dilaknat?
Bani Israil. (Bani = keturunan ?)
Adakah di antara mereka yang hanif, yang bijak?
Apakah laknat itu untuk semua kaum Yahudi ataukah hanya untuk yang jahat?
Mereka menghujani kaum muslimin dengan bom.
Kita hujani mereka dengan doa. Karena doa adalah senjata umat Islam. Demikian kata-kata bijak, menyejukkan hati dari Aa Gym.
Ya. Kenapa tidak?
Kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kita lemah dari segala segi. Maka ketika Allah memberi kita senjata DOA, gunakan sebaik mungkin.
Ya Allah. Tolonglah saudara-saudara kami di sana.
Bantulah mereka para tentara Hizbullah.
Cegahlah Yahudi berbuat kedholiman.
Perlihatkan kebesaranMu, kekuasaanMu.
Perlihatkan pada mereka campur tanganMu.
Gentarkan hati mereka.
Yahudi. Israel. Zionis. Bani Israil.
Kenapa Allah melaknat Bani Israil?
Semua jawaban ada di Al Qur ‘an. Aku mengerti.
Tapi bagaimana dengan anak-anak Yahudi?
Apakah mereka juga dilaknat?
Anak-anak yang lahir tanpa mereka minta lahir dari keluarga Yahudi.
Yang lahir tidak bisa memilih siapa orang tuanya.
Ketika Allah menakdirkan dia anak Bani Israil, ketika dia masih belum mengerti, kemudian orang tuanya memberikan doktrin begini dan begitu, apakah mereka juga dilaknat?
Bani Israil. (Bani = keturunan ?)
Adakah di antara mereka yang hanif, yang bijak?
Apakah laknat itu untuk semua kaum Yahudi ataukah hanya untuk yang jahat?
KehendakMu dan Kehendakku
Aku mulai bisa membedakan yang mana kehendakMu
dan yang mana kehendakku.
Yang mana Engkau dan yang mana aku.
Engkau Tuhan Semesta alam,
sedangkan aku hanya sebuah kesadaran
yang tidak ada artinya
bila dibandingkan dengan ke-Maha-an Mu.
Tapi aku yang hanya sebuah kesadaran ini
sangat berarti bagiMu
karena Engkau Maha Rahman rahim
karena Engkau mencintai makhlukMu.
Tidak ada yang sia-sia dalam penciptaan
Semua berarti bagiMu
Aku berarti bagiMu
meski aku tak ada artinya
bila dibandingkan dengan Engkau
dan yang mana kehendakku.
Yang mana Engkau dan yang mana aku.
Engkau Tuhan Semesta alam,
sedangkan aku hanya sebuah kesadaran
yang tidak ada artinya
bila dibandingkan dengan ke-Maha-an Mu.
Tapi aku yang hanya sebuah kesadaran ini
sangat berarti bagiMu
karena Engkau Maha Rahman rahim
karena Engkau mencintai makhlukMu.
Tidak ada yang sia-sia dalam penciptaan
Semua berarti bagiMu
Aku berarti bagiMu
meski aku tak ada artinya
bila dibandingkan dengan Engkau
Kamis, 27 Juli 2006
Rahman Rahim-Mu dalam Diriku
Siang ini aku lewat di depan Pasar Baru. Sambil jalan kurasakan masih ‘nyambung’ dengan Allah. Ada beberapa pengemis di sepanjang jalan. Lalu dengan refleks, tiba-tiba saja dengan sangat murah hati kubagi-bagikna uang yang ada di dompetku. Hampir seluruhnya. Seolah aku tidak takut kehabisan. Tadinya seluruh uangku mau kuberikan.
Tapi aku mulai berpikir ntar pulangnya bagaimana?
Akhirnya kusisakan sedikit sekedar buat naik angkot pulang. Aneh.
Begitu murah hati. Del.. de...l del...
Mengeluarkan uang dengan santainya. Sama sekali tidak takut kehabisan.
Padahal saat itu uangku hanya yang ada di dompet saja.
Ntahlah, siapa yang tadi dengan murah hati membagi-bagikan rejeki kepada para pengemis di jalan. It was not me!
Aku merasakan Rahman-Rahim Mu dalam diriku. Engkau membagi-bagikanrejeki dengan sangat mudahnya, dengan sangat ringannya. Tanpa beban, tanpa takut kehabisan.
Engkau meliputiku. Bukan aku yang dermawan.
Tapi Engkau yang dermawan.
Hikmahnya adalah, aku paham bagaimana murah hatinya Allah. Bagaimana Allah membagi-bagikan rejeki kepada semua mahlukNya, tanpa takut kehabisan. Sama sekali tidak butuh rejeki.
Tapi aku mulai berpikir ntar pulangnya bagaimana?
Akhirnya kusisakan sedikit sekedar buat naik angkot pulang. Aneh.
Begitu murah hati. Del.. de...l del...
Mengeluarkan uang dengan santainya. Sama sekali tidak takut kehabisan.
Padahal saat itu uangku hanya yang ada di dompet saja.
Ntahlah, siapa yang tadi dengan murah hati membagi-bagikan rejeki kepada para pengemis di jalan. It was not me!
Aku merasakan Rahman-Rahim Mu dalam diriku. Engkau membagi-bagikanrejeki dengan sangat mudahnya, dengan sangat ringannya. Tanpa beban, tanpa takut kehabisan.
Engkau meliputiku. Bukan aku yang dermawan.
Tapi Engkau yang dermawan.
Hikmahnya adalah, aku paham bagaimana murah hatinya Allah. Bagaimana Allah membagi-bagikan rejeki kepada semua mahlukNya, tanpa takut kehabisan. Sama sekali tidak butuh rejeki.
Rabu, 26 Juli 2006
Benarkah Allah Butuh Media?
Ketika Engkau hendak menyampaikan sesuatu kepada makhluk-Mu apakah Engkau butuh media?
Haruskah?
Engkau Maha Segala.
Ada maupun tidak ada media, bagi-Mu sama saja.
Tidak ada yang tidak mungkin.
Nothing impossible.
Kenapa aku masih ragu ketika itu terjadi?
Masihkan ragu jika hal itu terjadi berulang kali?
Sebenarnya Dia tidak butuh media, tapi Dia hanya ingin sunatullah tetap berlaku.
Haruskah?
Engkau Maha Segala.
Ada maupun tidak ada media, bagi-Mu sama saja.
Tidak ada yang tidak mungkin.
Nothing impossible.
Kenapa aku masih ragu ketika itu terjadi?
Masihkan ragu jika hal itu terjadi berulang kali?
Sebenarnya Dia tidak butuh media, tapi Dia hanya ingin sunatullah tetap berlaku.
Respon Erni
Hari berikutnya ke warnet lagi, berharap ada balasan dari Erni. Ternyata dia tidak membalasnya. Ada sedikit kecewa, mungkin aku terlalu banyak berharap. Menurut logikaku, karena tulisan imel dari benar-benar dituntun Allah, maka akan terasa ruhnya bagi si pembaca. Apalagi ada pesan khusus dari Allah untuk dia.
Tapi kemudian aku menyadari bahwa Al Qur’an saja yang jelas-jelas merupakan firman-Nya, yang diturunkan melalui kekasih-Nya, masih juga tidak terasa ruhnya bagi si pembacanya. Apalagi ini, imel yang disampaikan hanya melalui manusia yang hina ini. Akupun maklum.
Dua hari kemudian aku ke warnet lagi. Kali ini aku kaget sekali ternyata ada balasan dari Erni, dikirim dua hari yang lalu, beberapa saat setelah aku keluar dari warnet. Waktu itu aku kepagian, Erni belum sempat baca imelku. Dia akses internetnya dari kantor. Tapi begitu dia baca langsung dia balas imelku. Berikut ini balasannya (yang digaris miring) :
------------------------------------------------------------------------
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Semoga rahmat dan keselamatan atasmu, wahai saudaraku yang sedang menapaki jalan untuk mengenal-Nya.
Saudaraku Erni yang dirahmati Allah,
E : Maha besar ALLAH, baru lagi nih saya merasakan begitu indahnya kalimat salam diatas, makasih untuk ngingetin saya.......
Allah menyayangimu. Sungguh !
DIA menyayangimu lebih dari siapapun di dunia ini.
Hanya DIA yang benar-benar dengan tulus, take care about you. DIA mencintaimu, menyayangimu, LEBIH dari rasa sayangmu pada-Nya.
karena DIA adalah Sang Maha Rahman Rahiim.
DIA tidak pernah mengharapkan balasmu.
DIA hanya ingin mencintaimu. Itu saja.
E : Berkali2 saya baca dan air mata saya ngga pernah kering kalo baca tulisan diatas. Saya jd malu dan ngga bisa berkata2. Paling terus ada mengingat ALLAH, dada saya berdegup kencang dan terkadang sesek, menahan tangis karena saya di kantor dan meja saya dengan teman2 sangat dekat sekali.....
Benar2 saya merasa malu dengan KEBESARAN ALLAH....., Begitu sayang dan cintanya ALLAH kepada saya, mungkin selama ini saya sering kufur nikmat dan kurang bersyukur.....Duh saya ngga tahan pengen nangis teriak nih. Tapi kan ngga mungkin di sini ...............
Jika sedang ditimpa kemalangan, sebenarnya saat itu Allah sedang rindu padamu. DIA ingin engkau mendekat pada-Nya. Sekian lama kita terlena dalam kenikmatan, maka diberi-Nya musibah agar kita mendekat lagi pada-Nya. DIA sangat bahagia ketika engkau memohon-mohon pada-Nya, menunjukkan bahwa engkau membutuhkan-Nya..
E : Ya ALLAH........................begitu tidak tahu diri nya hamba MU ini ...ampuni aku ya ALLAH...................
Maaf, saya belum bisa nerusin imel saya,
saya ngga tahan pengen nangis......................
Saya butuh orang yg bisa mengingatkan saya.
Tolong terus share ke saya ya........
wass......
Ernie
Derr...! Merinding aku membacanya. Ngga nyangka bahwa ternyata silatun via internet pun bisa dilakukan. Akhirnya aku balas imel dari Erni sebagai berikut :
Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh
Subhanallah...
Alhamdulillahi rabbil 'alamiin...
Segala puji hanya bagi ALLAH saja, RABB semesta alam.
Erni yang baik,
saya belum kenal Erni, tapi ALLAH sangat mengenalmu.
Ketika mulai menulis imel tersebut, tadinya bukan itu yang ingin saya tulis. Tiba-tiba saja air mata mengalir deras, dan dengan lancar saya mengetik kalimat demi kalimat. Terasa begitu dahsyat terutama pada tulisan yang saya tebalin. It's really a message from Allah for you !
Bukan karangan saya. Boleh percaya, boleh tidak. It's up to you.
Tapi itulah yang saya rasakan. Saat mengetik itu, tiba-tiba saja saya merasakan bahwa Allah menyayangi Erni. Amat sangat. Begitu sayangnya Dia padamu, hingga saat ini DIA masih
menunggumu. DA menunggumu untuk datang pada-NYA.
DIA sangat rindu padamu, IA ingin engkau terus mendekati-NYA
DIA berjanji, jika engkau datang dengan berjalan, maka DIA akan berlari menghampirimu.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Erni pun membalas lagi :
Waallaikum salam warahmatulahi wabarakatuh
Ya ALLAH.......
Berderet2 imel yang masuk ke inbox saya tapi mata saya langsung tertuju dan ngga tahan untuk baca imel darimu.....
SUBHANALLAH......
semoga ALLAH meridhoi kami untuk dapat bertemu denganmu
saya ingin terus berbagia dan terus menapaki jalan saya sedikit demi sedikit, saya ingin sekali mendekat kepada ALLAH
Saya ngga tau mesti bilang apa saya ngetik ini bergetar, dada saya sesak dan air mata saya terus mengalir, saya ngga tau daya tarik apa yang membuat saya seperti ini.....
ya ALLAH..........bimbing lah kami...........
Wassallamualaikum warahmatulahi wabarakatuh..........
Tapi kemudian aku menyadari bahwa Al Qur’an saja yang jelas-jelas merupakan firman-Nya, yang diturunkan melalui kekasih-Nya, masih juga tidak terasa ruhnya bagi si pembacanya. Apalagi ini, imel yang disampaikan hanya melalui manusia yang hina ini. Akupun maklum.
Dua hari kemudian aku ke warnet lagi. Kali ini aku kaget sekali ternyata ada balasan dari Erni, dikirim dua hari yang lalu, beberapa saat setelah aku keluar dari warnet. Waktu itu aku kepagian, Erni belum sempat baca imelku. Dia akses internetnya dari kantor. Tapi begitu dia baca langsung dia balas imelku. Berikut ini balasannya (yang digaris miring) :
------------------------------------------------------------------------
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Semoga rahmat dan keselamatan atasmu, wahai saudaraku yang sedang menapaki jalan untuk mengenal-Nya.
Saudaraku Erni yang dirahmati Allah,
E : Maha besar ALLAH, baru lagi nih saya merasakan begitu indahnya kalimat salam diatas, makasih untuk ngingetin saya.......
Allah menyayangimu. Sungguh !
DIA menyayangimu lebih dari siapapun di dunia ini.
Hanya DIA yang benar-benar dengan tulus, take care about you. DIA mencintaimu, menyayangimu, LEBIH dari rasa sayangmu pada-Nya.
karena DIA adalah Sang Maha Rahman Rahiim.
DIA tidak pernah mengharapkan balasmu.
DIA hanya ingin mencintaimu. Itu saja.
E : Berkali2 saya baca dan air mata saya ngga pernah kering kalo baca tulisan diatas. Saya jd malu dan ngga bisa berkata2. Paling terus ada mengingat ALLAH, dada saya berdegup kencang dan terkadang sesek, menahan tangis karena saya di kantor dan meja saya dengan teman2 sangat dekat sekali.....
Benar2 saya merasa malu dengan KEBESARAN ALLAH....., Begitu sayang dan cintanya ALLAH kepada saya, mungkin selama ini saya sering kufur nikmat dan kurang bersyukur.....Duh saya ngga tahan pengen nangis teriak nih. Tapi kan ngga mungkin di sini ...............
Jika sedang ditimpa kemalangan, sebenarnya saat itu Allah sedang rindu padamu. DIA ingin engkau mendekat pada-Nya. Sekian lama kita terlena dalam kenikmatan, maka diberi-Nya musibah agar kita mendekat lagi pada-Nya. DIA sangat bahagia ketika engkau memohon-mohon pada-Nya, menunjukkan bahwa engkau membutuhkan-Nya..
E : Ya ALLAH........................begitu tidak tahu diri nya hamba MU ini ...ampuni aku ya ALLAH...................
Maaf, saya belum bisa nerusin imel saya,
saya ngga tahan pengen nangis......................
Saya butuh orang yg bisa mengingatkan saya.
Tolong terus share ke saya ya........
wass......
Ernie
Derr...! Merinding aku membacanya. Ngga nyangka bahwa ternyata silatun via internet pun bisa dilakukan. Akhirnya aku balas imel dari Erni sebagai berikut :
Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh
Subhanallah...
Alhamdulillahi rabbil 'alamiin...
Segala puji hanya bagi ALLAH saja, RABB semesta alam.
Erni yang baik,
saya belum kenal Erni, tapi ALLAH sangat mengenalmu.
Ketika mulai menulis imel tersebut, tadinya bukan itu yang ingin saya tulis. Tiba-tiba saja air mata mengalir deras, dan dengan lancar saya mengetik kalimat demi kalimat. Terasa begitu dahsyat terutama pada tulisan yang saya tebalin. It's really a message from Allah for you !
Bukan karangan saya. Boleh percaya, boleh tidak. It's up to you.
Tapi itulah yang saya rasakan. Saat mengetik itu, tiba-tiba saja saya merasakan bahwa Allah menyayangi Erni. Amat sangat. Begitu sayangnya Dia padamu, hingga saat ini DIA masih
menunggumu. DA menunggumu untuk datang pada-NYA.
DIA sangat rindu padamu, IA ingin engkau terus mendekati-NYA
DIA berjanji, jika engkau datang dengan berjalan, maka DIA akan berlari menghampirimu.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Erni pun membalas lagi :
Waallaikum salam warahmatulahi wabarakatuh
Ya ALLAH.......
Berderet2 imel yang masuk ke inbox saya tapi mata saya langsung tertuju dan ngga tahan untuk baca imel darimu.....
SUBHANALLAH......
semoga ALLAH meridhoi kami untuk dapat bertemu denganmu
saya ingin terus berbagia dan terus menapaki jalan saya sedikit demi sedikit, saya ingin sekali mendekat kepada ALLAH
Saya ngga tau mesti bilang apa saya ngetik ini bergetar, dada saya sesak dan air mata saya terus mengalir, saya ngga tau daya tarik apa yang membuat saya seperti ini.....
ya ALLAH..........bimbing lah kami...........
Wassallamualaikum warahmatulahi wabarakatuh..........
Selasa, 25 Juli 2006
Shilatun Via Imel
Selepas shalat Subuh di masjid, entah kenapa aku digerakkan oleh Allah ke warnet. Aku sama sekali tidak punya niat untuk sekedar searching atau buka imel. Dorongan itu begitu kuat. Ternyata Allah menunjukkan padaku bahwa ada imel dari seseorang yang begitu merindukan-Nya, namun tidak tahu harus bagaimana agar bisa berjumpa dengan-Nya. Kubuka imel dari seseorang yang namanya tidak kukenal. Berikut ini imelnya :
Assalamualaikum,
Perkenalkan saya Ernie. Beberapa kali ikut di pelatihan. Tapi saat membaca sharing waktu training, saya merinding banget. Sayang sekali saya saat itu tidak jadi berangkat.
Mohon share lagi. Saya latihan di rumah susah ‘nyambung’ nya. Tapi alhamdulillah setiap kali saya terbangun kalo lagi tidur walau hanya beberapa detik, saya selalu ingat ALLAH. Malah ada rasa ketakutan yg teramat sangat, seandainya saya tidak bergantung kepada ALLAH.....
Mohon pencerahannya.
Wassalam
Ernie
Rupanya imel ini adalah tanggapan dari imelku beberapa waktu lalu di milis. Waktu itu aku menulis tentang apa yang aku alami dan rasakan waktu mengikuti pelatihan. Lalu aku pun mencoba untuk memberikan beberapa saran ke Erni sesuai dengan pengalaman ruhaniku selama ini. Tapi apa yang terjadi? Aku sudah menuliskan beberapa kalimat, namun entah kenapa aku hapus. Ngga sreg aja. Lalu tiba-tiba aku ‘nyambung’ kepada-Nya. Terasa sekali sambutan-Nya. Tanpa bisa kubendung, air mataku menetes keluar. Aneh sekali. Di warnet gitu, loh!
Berikutnya tanganku mulai mengetik kalimat demi kalimat, yang aku yakin sekali bahwa itu bukan mauku. Padahal ake sedang dalam kondisi sadar penuh. Tapi terasa sekali bahwa tangan ini, pikiran ini dituntun untuk menuliskan kalimat demi kalimat untuk Erni. Hingga aku takjub ketika selesai membacanya. Tulisan itu bukan berisi ideku. Gaya bahasanya juga bukan gaya bahasaku. Bahkan pada tulisan yang pakai huruf tebal, itu sama sekali bukan kata-kataku. Seolah itu message dari Allah untuk Erni. I swear, itu yang kurasakan. Berikut ini imel balasan itu :
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Semoga rahmat dan keselamatan atasmu, wahai saudaraku yang sedang menapaki jalan untuk mengenal-Nya.
(Would you please read these words with your heart.....)
Saudaraku Erni yang dirahmati Allah,
Allah menyayangimu. Sungguh !
DIA menyayangimu lebih dari siapapun di dunia ini.
Hanya DIA yang benar-benar dengan tulus, take care about you.
DIA mencintaimu, menyayangimu,
LEBIH dari rasa sayangmu pada-Nya.
karena DIA adalah Sang Maha Rahman Rahiim.
DIA tidak pernah mengharapkan balasmu.
DIA hanya ingin mencintaimu. Itu saja.
Saudariku Erni yang dicintai Allah,
Rasakan dalam kehidupanmu, betapa rahman rahimnya DIA.
Amati terus, day to day, apa saja yang terjadi padamu itu adalah kehendak-Nya. Itu adalah perwujudan cinta-Nya padamu. Baik yang kau anggap nikmat, maupun yang kau anggap musibah. Semua itu adalah cara Allah mencintaimu. Suatu saat nanti engkau akan merasakan bahwa tidak ada musibah, yang ada hanya nikmat kasih sayang-Nya.
Yang menganggap sesuatu itu musibah adalah diri kita sendiri, padahal sebenarnya saat itulah kita sedang diberi pelajaran baru oleh Allah. DIA sedang ingin menarik perhatianmu. Jika sedang ditimpa kemalangan, sebenarnya saat itu Allah sedang rindu padamu. DIA ingin engkau mendekat pada-Nya. Sekian lama kita terlena dalam kenikmatan, maka diberi-Nya musibah agar kita mendekat lagi pada-Nya. DIA sangat bahagia ketika engkau memohon-mohon pada-Nya, menunjukkan bahwa engkau membutuhkan-Nya. Tunjukkan bahwa you need HIM, so much.
Ketika engkau merasa garing padahal sudah berusaha patrap, saat itu sebenarnya Allah sedang memberi pelajaran baru untukmu. DIA ingin engkau lebih sungguh-sungguh lagi. DIA ingin engkau membuktikan kesungguhan dalam mendekati-Nya.
Bersabarlah. Sabar itu artinya terus bersungguh-sungguh mendekat pada-Nya walaupun DIA seolah tidak memberi sambutan-Nya, walaupun DIA seolah tidak perduli padamu. Padahal bukan begitu! Sesungguhnya dengan tidak menyambutmu, sebenarnya itu adalah sambutan dari DIA.
Bersyukurlah diberi rasa garing, hingga membuatmu dahaga untuk makin ingin mendekat. Bersyukurlah, itu tanda bahwa engkau akan segera sampai.
Erni selalu ingat Allah seperti yang engkau sampaikan di imel, itu sudah pertanda bahwa engkau mulai menapaki jalan ini.
Welcome! Selamat datang.
Selamat menapaki jalan menuju Allah. Engkau akan temukan kenikmatan yang tiada tara. Dunia ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan nikmatnya ketika bisa dekat dengan-Nya, bisa mengenal-Nya, bisa berdialog dengan-Nya, bisa merasakan keberadaan-Nya 24 jam! Nikmat yang tidak mau digantikan dengan apapun!
Jika sudah berada di jalan ini, ibadah tidak akan terasa berat, semua mengalir begitu saja. Benar-benar tidak ada paksaan. Sukarela. Bahkan sulit untuk berbuat maksiat. Tiba-tiba berbuat baik itu sangat mudah, sedang berbuat jahat itu sulit sekali. Hidup penuh semangat, tidak ada kata malas, produktif, tidak ada wasting time. Semua mengalir begitu saja.
Dalam kitab Al Hikam, ada 2 jalan untuk menuju TUHAN :
1. melalui riyadhoh.
Ini yang biasa dilakukan kebanyakan orang, yaitu dengan menjalankan semua syariat, mulai dari ibadah wajib hingga semua ibadah sunnah dilakukan. Shaum Senin Kamis, tahajud, dst. Dengan cara riyadhoh, latihan, mendisiplinkan diri, dalam rangka mendekat pada-Nya.
Ini sungguh berat. Kebanyakan akhirnya hanya merasa capek, penat, dan akhirnya protes. Tapi beberapa orang yang memang benar-benar pantang menyerah, akhirnya juga yang berhasil melewatinya, dan bisa dekat dengan-Nya. Ibarat mau ke rumah si A, sedangkan kita belum tahu lokasinya. Kita diberi alamat dan peta. Lalu tanya sana sini, akhirnya sampai juga meski agak lama.
2. dituntun Allah.
Nah, ini adalah jalan pintas. Ini yang kita lakukan lewat patrap.
Ibarat mau ke rumah si A, karena kita belum tahu lokasinya, oleh si A kita dituntun menuju rumahnya. Cepat mana?
Inilah cara yang kita tempuh. Dengan cara yang sangat sederhana, hanya dengan memanggil namanya, lakukan patrap seperti yang engkau ketahui, setiap hari, minimal 30 menit. Luangkan waktu, Allah ingin diprioritaskan. Mungkin paling enak, sehabis shalat, atau menjelang tidur. Terserah Erni.
Dengan cara ini, kita tidak perlu riyadhoh. Kita lakukan saja aktifitas seperti biasa, shalat wajib seperti biasa, tidak usah memaksa untuk shalat sunah atau shaum. Patrap saja. Insya Allah, Erni akan takjub sendiri. Ketika tiba-tiba Erni jadi tidak mudah marah, Erni jadi lebih wise, Erni jadi suka ngomongin tentang Allah, mulai ngga suka ngerumpi. Lalu tiap malam Erni bangun dan secara otomatis shalat tahajud, lalu shalat sunah subuh, lalu shalat subuh. Lalu Al Qur'an jadi buku bacaan yang sangat menarik. Semua dilakukan dengan semangat, tanpa ada paksaan. Sukarela. Hari berikutnya, tiba-tiba pengen shaum sunah. Awalnya Senin Kamis, lama kelamaan berubah jadi shaum Daud. Begitu seterusnya, sedikit demi sedikit kita dituntun untuk melakukan semua aktifitas ibadah pada-Nya dengan sangat ringan.
Setelah itu terlampau, lalu kita dituntun untuk menjadi rahmatan lilalamin. Awalnya kita asyik sendiri dengan Allah. Saat itu hablum minallahnya lagi dikuatkan oleh-Nya. Setelah itu Allah akan menuntun hablum minannas.
Suatu saat nanti jika Allah menghendaki, mungkin kita bisa bertemu. Saya tiap bulan ke Jakarta, saya juga ikut yang di BI.
Semoga ini tulisan di atas bisa jadi iming-iming agar Erni makin tertarik menapaki jalan menuju-Nya. :)
Wassalamualaikum warhmatullahi wabarakatuh.
NB: Tell me what do you feel when you read the bold.
It's not me. When I write it, I feel that is a message from Allah just for you, Erni.
Imel ini ku print dan kubaca berulang-ulang di kost an, tanpa bosan. Aku masih takjub, bagaiman mungkin aku bisa menuliskan begitu banyak kata-kata bijak. Dan dari gaya bahasanya, itu adalah gaya bahasa para ulama yang sudah sepuh. Wallahu alam. Aku hanya bersedia agar tubuhku, hatiku, pikiranku, digunakan oleh-Nya. Sekarang aku tinggal menunggu respon dari Erni.
Assalamualaikum,
Perkenalkan saya Ernie. Beberapa kali ikut di pelatihan. Tapi saat membaca sharing waktu training, saya merinding banget. Sayang sekali saya saat itu tidak jadi berangkat.
Mohon share lagi. Saya latihan di rumah susah ‘nyambung’ nya. Tapi alhamdulillah setiap kali saya terbangun kalo lagi tidur walau hanya beberapa detik, saya selalu ingat ALLAH. Malah ada rasa ketakutan yg teramat sangat, seandainya saya tidak bergantung kepada ALLAH.....
Mohon pencerahannya.
Wassalam
Ernie
Rupanya imel ini adalah tanggapan dari imelku beberapa waktu lalu di milis. Waktu itu aku menulis tentang apa yang aku alami dan rasakan waktu mengikuti pelatihan. Lalu aku pun mencoba untuk memberikan beberapa saran ke Erni sesuai dengan pengalaman ruhaniku selama ini. Tapi apa yang terjadi? Aku sudah menuliskan beberapa kalimat, namun entah kenapa aku hapus. Ngga sreg aja. Lalu tiba-tiba aku ‘nyambung’ kepada-Nya. Terasa sekali sambutan-Nya. Tanpa bisa kubendung, air mataku menetes keluar. Aneh sekali. Di warnet gitu, loh!
Berikutnya tanganku mulai mengetik kalimat demi kalimat, yang aku yakin sekali bahwa itu bukan mauku. Padahal ake sedang dalam kondisi sadar penuh. Tapi terasa sekali bahwa tangan ini, pikiran ini dituntun untuk menuliskan kalimat demi kalimat untuk Erni. Hingga aku takjub ketika selesai membacanya. Tulisan itu bukan berisi ideku. Gaya bahasanya juga bukan gaya bahasaku. Bahkan pada tulisan yang pakai huruf tebal, itu sama sekali bukan kata-kataku. Seolah itu message dari Allah untuk Erni. I swear, itu yang kurasakan. Berikut ini imel balasan itu :
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Semoga rahmat dan keselamatan atasmu, wahai saudaraku yang sedang menapaki jalan untuk mengenal-Nya.
(Would you please read these words with your heart.....)
Saudaraku Erni yang dirahmati Allah,
Allah menyayangimu. Sungguh !
DIA menyayangimu lebih dari siapapun di dunia ini.
Hanya DIA yang benar-benar dengan tulus, take care about you.
DIA mencintaimu, menyayangimu,
LEBIH dari rasa sayangmu pada-Nya.
karena DIA adalah Sang Maha Rahman Rahiim.
DIA tidak pernah mengharapkan balasmu.
DIA hanya ingin mencintaimu. Itu saja.
Saudariku Erni yang dicintai Allah,
Rasakan dalam kehidupanmu, betapa rahman rahimnya DIA.
Amati terus, day to day, apa saja yang terjadi padamu itu adalah kehendak-Nya. Itu adalah perwujudan cinta-Nya padamu. Baik yang kau anggap nikmat, maupun yang kau anggap musibah. Semua itu adalah cara Allah mencintaimu. Suatu saat nanti engkau akan merasakan bahwa tidak ada musibah, yang ada hanya nikmat kasih sayang-Nya.
Yang menganggap sesuatu itu musibah adalah diri kita sendiri, padahal sebenarnya saat itulah kita sedang diberi pelajaran baru oleh Allah. DIA sedang ingin menarik perhatianmu. Jika sedang ditimpa kemalangan, sebenarnya saat itu Allah sedang rindu padamu. DIA ingin engkau mendekat pada-Nya. Sekian lama kita terlena dalam kenikmatan, maka diberi-Nya musibah agar kita mendekat lagi pada-Nya. DIA sangat bahagia ketika engkau memohon-mohon pada-Nya, menunjukkan bahwa engkau membutuhkan-Nya. Tunjukkan bahwa you need HIM, so much.
Ketika engkau merasa garing padahal sudah berusaha patrap, saat itu sebenarnya Allah sedang memberi pelajaran baru untukmu. DIA ingin engkau lebih sungguh-sungguh lagi. DIA ingin engkau membuktikan kesungguhan dalam mendekati-Nya.
Bersabarlah. Sabar itu artinya terus bersungguh-sungguh mendekat pada-Nya walaupun DIA seolah tidak memberi sambutan-Nya, walaupun DIA seolah tidak perduli padamu. Padahal bukan begitu! Sesungguhnya dengan tidak menyambutmu, sebenarnya itu adalah sambutan dari DIA.
Bersyukurlah diberi rasa garing, hingga membuatmu dahaga untuk makin ingin mendekat. Bersyukurlah, itu tanda bahwa engkau akan segera sampai.
Erni selalu ingat Allah seperti yang engkau sampaikan di imel, itu sudah pertanda bahwa engkau mulai menapaki jalan ini.
Welcome! Selamat datang.
Selamat menapaki jalan menuju Allah. Engkau akan temukan kenikmatan yang tiada tara. Dunia ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan nikmatnya ketika bisa dekat dengan-Nya, bisa mengenal-Nya, bisa berdialog dengan-Nya, bisa merasakan keberadaan-Nya 24 jam! Nikmat yang tidak mau digantikan dengan apapun!
Jika sudah berada di jalan ini, ibadah tidak akan terasa berat, semua mengalir begitu saja. Benar-benar tidak ada paksaan. Sukarela. Bahkan sulit untuk berbuat maksiat. Tiba-tiba berbuat baik itu sangat mudah, sedang berbuat jahat itu sulit sekali. Hidup penuh semangat, tidak ada kata malas, produktif, tidak ada wasting time. Semua mengalir begitu saja.
Dalam kitab Al Hikam, ada 2 jalan untuk menuju TUHAN :
1. melalui riyadhoh.
Ini yang biasa dilakukan kebanyakan orang, yaitu dengan menjalankan semua syariat, mulai dari ibadah wajib hingga semua ibadah sunnah dilakukan. Shaum Senin Kamis, tahajud, dst. Dengan cara riyadhoh, latihan, mendisiplinkan diri, dalam rangka mendekat pada-Nya.
Ini sungguh berat. Kebanyakan akhirnya hanya merasa capek, penat, dan akhirnya protes. Tapi beberapa orang yang memang benar-benar pantang menyerah, akhirnya juga yang berhasil melewatinya, dan bisa dekat dengan-Nya. Ibarat mau ke rumah si A, sedangkan kita belum tahu lokasinya. Kita diberi alamat dan peta. Lalu tanya sana sini, akhirnya sampai juga meski agak lama.
2. dituntun Allah.
Nah, ini adalah jalan pintas. Ini yang kita lakukan lewat patrap.
Ibarat mau ke rumah si A, karena kita belum tahu lokasinya, oleh si A kita dituntun menuju rumahnya. Cepat mana?
Inilah cara yang kita tempuh. Dengan cara yang sangat sederhana, hanya dengan memanggil namanya, lakukan patrap seperti yang engkau ketahui, setiap hari, minimal 30 menit. Luangkan waktu, Allah ingin diprioritaskan. Mungkin paling enak, sehabis shalat, atau menjelang tidur. Terserah Erni.
Dengan cara ini, kita tidak perlu riyadhoh. Kita lakukan saja aktifitas seperti biasa, shalat wajib seperti biasa, tidak usah memaksa untuk shalat sunah atau shaum. Patrap saja. Insya Allah, Erni akan takjub sendiri. Ketika tiba-tiba Erni jadi tidak mudah marah, Erni jadi lebih wise, Erni jadi suka ngomongin tentang Allah, mulai ngga suka ngerumpi. Lalu tiap malam Erni bangun dan secara otomatis shalat tahajud, lalu shalat sunah subuh, lalu shalat subuh. Lalu Al Qur'an jadi buku bacaan yang sangat menarik. Semua dilakukan dengan semangat, tanpa ada paksaan. Sukarela. Hari berikutnya, tiba-tiba pengen shaum sunah. Awalnya Senin Kamis, lama kelamaan berubah jadi shaum Daud. Begitu seterusnya, sedikit demi sedikit kita dituntun untuk melakukan semua aktifitas ibadah pada-Nya dengan sangat ringan.
Setelah itu terlampau, lalu kita dituntun untuk menjadi rahmatan lilalamin. Awalnya kita asyik sendiri dengan Allah. Saat itu hablum minallahnya lagi dikuatkan oleh-Nya. Setelah itu Allah akan menuntun hablum minannas.
Suatu saat nanti jika Allah menghendaki, mungkin kita bisa bertemu. Saya tiap bulan ke Jakarta, saya juga ikut yang di BI.
Semoga ini tulisan di atas bisa jadi iming-iming agar Erni makin tertarik menapaki jalan menuju-Nya. :)
Wassalamualaikum warhmatullahi wabarakatuh.
NB: Tell me what do you feel when you read the bold.
It's not me. When I write it, I feel that is a message from Allah just for you, Erni.
Imel ini ku print dan kubaca berulang-ulang di kost an, tanpa bosan. Aku masih takjub, bagaiman mungkin aku bisa menuliskan begitu banyak kata-kata bijak. Dan dari gaya bahasanya, itu adalah gaya bahasa para ulama yang sudah sepuh. Wallahu alam. Aku hanya bersedia agar tubuhku, hatiku, pikiranku, digunakan oleh-Nya. Sekarang aku tinggal menunggu respon dari Erni.
Allah Menyayangiku Melalui Ibuku
Setelah protes meminta tanggung jawab-Nya karena telah membuatku ketagihan, maka Dia menjawab protesku itu. Waktu itu shalat Dhuha, tiba-tiba saja terasa sambutan-Nya. Dia memberiku kepahaman bahwa Dia selama ini selalu mencintaiku, dan tidak pernah meninggalkanku. Bahkan ketika aku belum mengenal-Nya!
Allah menyayangiku, merawatku melalui ibuku. Allah menggunakan ibuku sebagai media untuk menyayangiku. Tiba-tiba saja aku menyadari bahwa Allah ada dalam diri ibuku. Aku merasakan kasih sayang-Nya, perhatian-Nya, semua begitu tulus. Aku menangis tanpa bisa kubendung.
Ya Allah, Engkau benar.
Maafkan saya yang telah tidak sopan pada-Mu.
Maafkan saya yang telah meminta tanggung jawab-Mu.
Maafkan saya...
Ampuni saya...
Allah menyayangiku, merawatku melalui ibuku. Allah menggunakan ibuku sebagai media untuk menyayangiku. Tiba-tiba saja aku menyadari bahwa Allah ada dalam diri ibuku. Aku merasakan kasih sayang-Nya, perhatian-Nya, semua begitu tulus. Aku menangis tanpa bisa kubendung.
Ya Allah, Engkau benar.
Maafkan saya yang telah tidak sopan pada-Mu.
Maafkan saya yang telah meminta tanggung jawab-Mu.
Maafkan saya...
Ampuni saya...
Senin, 24 Juli 2006
Engkau Harus Tanggung Jawab
Berhubung hari ini ingin buka puasa di kost an, biar ngga ribet, aku shalat Maghrib di kamar saja. Aku ngga ke masjid.
Tapi apa yang terjadi? Shalat Maghrib ngga khusyu’, garing banget. Lalu selepas shalat, aku merasakan kesepian yang sangat dalam. Padahal saat itu aku sedang bercengkerama dengan teman-teman. Mereka saling bercanda penuh ceria. Tapi entah kenapa aku jadi pendiam. Bete baget.
Ngga tahu kenapa.
Kemudian aku sadar, ternyata aku sedang kesepian. Aku merasa kesepian di tengah keramaian. Aku merasa jauh dari Allah. Aku baru menyadari bahwa selama ini aku selalu merasakan bahwa Allah selalu bersamaku, akrab denganku, mendampingiku setiap saat. Sekarang aku mulai ketagihan. Aku ngga bisa jauh dari-Nya.
Ya Allah, Engkau yang membuatku ketagihan seperti ini. Engkau harus tanggung jawab.
Engkau yang mendekatiku, akrab denganku, hingga akhirnya aku mulai terbiasa dengan-Mu.
Dan kini ketika aku mulai terbiasa dengan-Mu, aku ngga mau Kau tinggalkan walau hanya sedetikpun.
You must be responsible!
Tapi apa yang terjadi? Shalat Maghrib ngga khusyu’, garing banget. Lalu selepas shalat, aku merasakan kesepian yang sangat dalam. Padahal saat itu aku sedang bercengkerama dengan teman-teman. Mereka saling bercanda penuh ceria. Tapi entah kenapa aku jadi pendiam. Bete baget.
Ngga tahu kenapa.
Kemudian aku sadar, ternyata aku sedang kesepian. Aku merasa kesepian di tengah keramaian. Aku merasa jauh dari Allah. Aku baru menyadari bahwa selama ini aku selalu merasakan bahwa Allah selalu bersamaku, akrab denganku, mendampingiku setiap saat. Sekarang aku mulai ketagihan. Aku ngga bisa jauh dari-Nya.
Ya Allah, Engkau yang membuatku ketagihan seperti ini. Engkau harus tanggung jawab.
Engkau yang mendekatiku, akrab denganku, hingga akhirnya aku mulai terbiasa dengan-Mu.
Dan kini ketika aku mulai terbiasa dengan-Mu, aku ngga mau Kau tinggalkan walau hanya sedetikpun.
You must be responsible!
Sabtu, 22 Juli 2006
Aku “Melihat’ Sambutan-Nya !
Ketika olah spiritual malam ini aku mengalami hal baru. Aku bisa melihat bagaimana Allah menyambut seseorang. Pertama yang kulihat Allah menyambut Pak Nan. Aku lihat Allah menyambutnya. Benar-benar kelihatan bahwa Allah menyambutnya. Semula kukira karena aku melihat reaksi tubuhnya. Tapi ternyata Pak Ali yang berada di sampingnya juga bereaksi sama, tapi aku tidak bisa melihat Allah meresponnya.
Kemudian Allah menyambut trainerku. Kelihatan sekali bahwa Allah sangat menyayangi beliau. Di antara semua orang di sini, beliaulah yang paling disayang Allah. Seolah Allah memeluknya, menyelimutinya.
Aku hanya bisa memandang dari jauh dengan penuh iri. Saat itu aku masih belum ‘nyambung’.
“Ya Allah, kenapa hanya beliau yang Engkau sayang?
Ya Allah, sayangi saya juga please...”
Lalu tiba-tiba Allah menyambutku.
Akupun menangis, menyungkur dan akhirnya tersujud.
Sewaktu mau pulang, aku bilang ke trainer :
“ Tadi saya melihat betapa Allah sangat sayang pada bapak.”
Kemudian Allah menyambut trainerku. Kelihatan sekali bahwa Allah sangat menyayangi beliau. Di antara semua orang di sini, beliaulah yang paling disayang Allah. Seolah Allah memeluknya, menyelimutinya.
Aku hanya bisa memandang dari jauh dengan penuh iri. Saat itu aku masih belum ‘nyambung’.
“Ya Allah, kenapa hanya beliau yang Engkau sayang?
Ya Allah, sayangi saya juga please...”
Lalu tiba-tiba Allah menyambutku.
Akupun menangis, menyungkur dan akhirnya tersujud.
Sewaktu mau pulang, aku bilang ke trainer :
“ Tadi saya melihat betapa Allah sangat sayang pada bapak.”
Jumat, 21 Juli 2006
Tubuh Yang Patuh
Shalat tahajudku barusan hampa banget, sepertinya Dia tidak menyambutku. Aku berniat shalat Subuh di rumah saja, aku malas ke masjid, sebab aku pengen langsung tidur setelah shalat Subuh.
Tapi ajaib! Begitu terdengar adzan, entah mengapa langsung saja tubuh ini bangun, bergerak menuju masjid. Tidak ada rasa ngantuk sedikitpun!
Ya, tubuhku tunduk patuh pada-nya.
Tinggallah aku bengong, terhenyak, tanpa bisa protes, menyaksikan tubuhku yang penuh semangat menuju rumah Allah. Akhirnya aku shalat Subuh berjamaah di masjid.
Tapi ajaib! Begitu terdengar adzan, entah mengapa langsung saja tubuh ini bangun, bergerak menuju masjid. Tidak ada rasa ngantuk sedikitpun!
Ya, tubuhku tunduk patuh pada-nya.
Tinggallah aku bengong, terhenyak, tanpa bisa protes, menyaksikan tubuhku yang penuh semangat menuju rumah Allah. Akhirnya aku shalat Subuh berjamaah di masjid.
Merasakan Atom-Atom Pembentuk Tubuh
Aku belum bisa merasakanatom-atom pembentuk tubuh kita bergerak, berputar, mengikuti kehendak-Nya. Berkali-kali kucoba, belum juga berhasil. Meski tidak berhasil, tapi ada manfaatnya.
Dari latihan itu aku dapat pemahaman baru dalam kehidupan sehari-hari. Mulai kurasakan bahwa tubuhku ternyata selalu tunduk, patuh pada-Nya. Tapi “sang aku” ini kadang patuh, kadang suka protes.
Aku dapat pemahaman begini :
Tubuhku = tubuh + aku
Pikiranku = pikiran + aku
Hatiku = hati + aku
Tubuh + Pikiran + Hati :
Semua tunduk patuh pada-Nya. Ini semua adalah alam, menyatu dengan alam. Sama dengan tanaman, hewan, bumi, matahari, dan lain-lain alam semesta ini tunduk pada aturan-Nya, pada sunatullah-Nya.
Aku :
Adalah ruh, sebuah kesadaran. Ruh yang berasal dari Ilahi. Namun Dia memberinya kehendak. Ketika kehendakku berbeda dengan kehendak-Nya maka masih ada protes, masih ada ketidaktundukan pada-Nya.
Aku + Ruh = Ruh ku.
Ketika Aku + Ruh menyatu, “aku” masih ada.
“Aku” yang menghadap Tuhan. “Aku” yang diberi hidayah. “Aku” yang berusaha. “Aku” yang menangis, “aku” yang tunduk. “Aku” yang berserah diri pada-Nya. “Aku” yang mukhlis.
Tapi ketika “aku” lepas dari Ruh. Hanya ada Ruh saja, maka “bersatu dengan Tuhan”. Bersatu dengan Allah.
Jika sudah tidak ada “aku”, maka yang tinggal hanyalah sebuah kesadaran.
Hanya ada Allah yang menggerakkan. Allah yang melakukan semua hal. Allah yang berkehendak.
Aku hanya sebuah kesadaran, hanya sebagai penyaksi.
Aku hanya melihat tubuhku, pikiranku, hatiku, semua Allah yang menggerakkan. SekehendakNya !
Semau-Nya Dia! Dia pemilik tunggal. Pemilik sah atas hati, pikiran, tubuh, bahkan ruh ini. Aku bukan siapa-siapa. I’m nothing !
Dari latihan itu aku dapat pemahaman baru dalam kehidupan sehari-hari. Mulai kurasakan bahwa tubuhku ternyata selalu tunduk, patuh pada-Nya. Tapi “sang aku” ini kadang patuh, kadang suka protes.
Aku dapat pemahaman begini :
Tubuhku = tubuh + aku
Pikiranku = pikiran + aku
Hatiku = hati + aku
Tubuh + Pikiran + Hati :
Semua tunduk patuh pada-Nya. Ini semua adalah alam, menyatu dengan alam. Sama dengan tanaman, hewan, bumi, matahari, dan lain-lain alam semesta ini tunduk pada aturan-Nya, pada sunatullah-Nya.
Aku :
Adalah ruh, sebuah kesadaran. Ruh yang berasal dari Ilahi. Namun Dia memberinya kehendak. Ketika kehendakku berbeda dengan kehendak-Nya maka masih ada protes, masih ada ketidaktundukan pada-Nya.
Aku + Ruh = Ruh ku.
Ketika Aku + Ruh menyatu, “aku” masih ada.
“Aku” yang menghadap Tuhan. “Aku” yang diberi hidayah. “Aku” yang berusaha. “Aku” yang menangis, “aku” yang tunduk. “Aku” yang berserah diri pada-Nya. “Aku” yang mukhlis.
Tapi ketika “aku” lepas dari Ruh. Hanya ada Ruh saja, maka “bersatu dengan Tuhan”. Bersatu dengan Allah.
Jika sudah tidak ada “aku”, maka yang tinggal hanyalah sebuah kesadaran.
Hanya ada Allah yang menggerakkan. Allah yang melakukan semua hal. Allah yang berkehendak.
Aku hanya sebuah kesadaran, hanya sebagai penyaksi.
Aku hanya melihat tubuhku, pikiranku, hatiku, semua Allah yang menggerakkan. SekehendakNya !
Semau-Nya Dia! Dia pemilik tunggal. Pemilik sah atas hati, pikiran, tubuh, bahkan ruh ini. Aku bukan siapa-siapa. I’m nothing !
My Lord
I love You so much
You are my everything
Aku tak bisa memalingkan wajahku dari-Mu
Kemanapun aku menghadap
di situ kulihat Engkau.
Biasanya aku datang menghadap pada-Mu
lalu Engkau menyambutku, meresponku.
Tapi kini,
Engkau yang datang duluan padaku,
sebelum aku menghadap pada-Mu.
Aku tidak tahu bagaimana menyambut-Mu
Semua begitu tiba-tiba.
Aku hanya menangis.
Tangisan bahagia. That’s all.
Aku tidak menyangka bahwa Engkau mencintaiku.
Ya allah, aku ingin mencintai-Mu
seperti Engkau mencintaiku.
You are my everything
Aku tak bisa memalingkan wajahku dari-Mu
Kemanapun aku menghadap
di situ kulihat Engkau.
Biasanya aku datang menghadap pada-Mu
lalu Engkau menyambutku, meresponku.
Tapi kini,
Engkau yang datang duluan padaku,
sebelum aku menghadap pada-Mu.
Aku tidak tahu bagaimana menyambut-Mu
Semua begitu tiba-tiba.
Aku hanya menangis.
Tangisan bahagia. That’s all.
Aku tidak menyangka bahwa Engkau mencintaiku.
Ya allah, aku ingin mencintai-Mu
seperti Engkau mencintaiku.
Jumat, 14 Juli 2006
Allah Menyambutmu, Lin!
Hari ini aku ingin langsung pulang, tapi kakiku digerakkannya menuju kost an temanku Lin. Disana ngga tahu kenapa kok aku bawaannya ngomongin Allah melulu. Lalu Lin cerita bahwa sebenarnya saat itu dia memang sedang merasa rindu pada Allah, tapi ngga tahu bagaimana caranya.
Dulu waktu jadi panitia ospek, dia pemandu acara renungan suci. Ternyata sebelum para peserta bermuhasabah, mendekat pada Tuhan, Lin sudah pingsan duluan. Teman-teman bilang dia kerasukan. Tapi Lin membantah. Dia hanya merasa ada sesuatu dalam dirinya yang ingin keluar dari tubuhnya, ingin menuju ke Allah. Hingga dia ngga kuat, dan pingsan. Mungkin itu adalah ‘sang aku’.
Tiba-tiba di tengah-tengah cerita, airmatanya mengalir deras. Lalu kusuruh dia sujud. Mengadukan semua perasaan yang ada di hati padaNya. Berdialog denganNya. Makin kenceng tangisannya. Tapi kemudian mereda.
Aku benar-benar ngga nyangka, bahwa baru sebentar kami sharing tentang pengalaman ruhani masing-masing, ternyata Allah sudah menyambutnya!
Ternyata Lin sangat dekat dengan Allah.
Kemudian Allah pun menyambutku. Saat itu kurasakan betapa Allah sangat menyayangi Lin, seperti sayangnya seorang ayah kepada anaknya.
Tapi lebih dari itu.
Dulu waktu jadi panitia ospek, dia pemandu acara renungan suci. Ternyata sebelum para peserta bermuhasabah, mendekat pada Tuhan, Lin sudah pingsan duluan. Teman-teman bilang dia kerasukan. Tapi Lin membantah. Dia hanya merasa ada sesuatu dalam dirinya yang ingin keluar dari tubuhnya, ingin menuju ke Allah. Hingga dia ngga kuat, dan pingsan. Mungkin itu adalah ‘sang aku’.
Tiba-tiba di tengah-tengah cerita, airmatanya mengalir deras. Lalu kusuruh dia sujud. Mengadukan semua perasaan yang ada di hati padaNya. Berdialog denganNya. Makin kenceng tangisannya. Tapi kemudian mereda.
Aku benar-benar ngga nyangka, bahwa baru sebentar kami sharing tentang pengalaman ruhani masing-masing, ternyata Allah sudah menyambutnya!
Ternyata Lin sangat dekat dengan Allah.
Kemudian Allah pun menyambutku. Saat itu kurasakan betapa Allah sangat menyayangi Lin, seperti sayangnya seorang ayah kepada anaknya.
Tapi lebih dari itu.
Rabu, 12 Juli 2006
Something Weird
Makin hari Allah makin tampak nyata.
So real ! Begitu nyata. Dia benar-benar ada!
Bahkan Dia 'berdialog' langsung denganku melalui shalat.
So amazing, but so confusing.
Bisa-bisa aku dibilang gila.
Tapi memang Allah itu ada! Tampak nyata di hadapanku.
Dulu aku hanya merasakan Allah itu dekat. Bisa mendengar suara hatiku. Tapi aku tidak pernah menyangka bahwa Allah itu juga bisa ‘kulihat’, bisa ‘kudengar’, bahkan berdialog langsung denganku. Tentu saja aku tidak bisa melihat dengan mata kepalaku. Gunung saja hancur ketika itu, dan Nabi Musa pun pingsan.
Tentu saja cara Allah berkomunikasi tidak sama dengan cara makhluk. Tapi jelas sekali bahwa aku bisa menangkap apa yang ‘dikatakan’ Allah padaku. La shoutun wa la harfun. Tidak berupa suara dan tidak berupa kata-kata. Tapi aku paham.
Dulu bahasa Tuhan aku tangkap berupa pemahaman. Tapi kini bisa diterjemahkan oleh hatiku dengan kalimat-kalimat yang bisa kuulangi lagi.
So real ! Begitu nyata. Dia benar-benar ada!
Bahkan Dia 'berdialog' langsung denganku melalui shalat.
So amazing, but so confusing.
Bisa-bisa aku dibilang gila.
Tapi memang Allah itu ada! Tampak nyata di hadapanku.
Dulu aku hanya merasakan Allah itu dekat. Bisa mendengar suara hatiku. Tapi aku tidak pernah menyangka bahwa Allah itu juga bisa ‘kulihat’, bisa ‘kudengar’, bahkan berdialog langsung denganku. Tentu saja aku tidak bisa melihat dengan mata kepalaku. Gunung saja hancur ketika itu, dan Nabi Musa pun pingsan.
Tentu saja cara Allah berkomunikasi tidak sama dengan cara makhluk. Tapi jelas sekali bahwa aku bisa menangkap apa yang ‘dikatakan’ Allah padaku. La shoutun wa la harfun. Tidak berupa suara dan tidak berupa kata-kata. Tapi aku paham.
Dulu bahasa Tuhan aku tangkap berupa pemahaman. Tapi kini bisa diterjemahkan oleh hatiku dengan kalimat-kalimat yang bisa kuulangi lagi.
Minggu, 09 Juli 2006
Apa Aku Sudah Gila..?
Siang itu kami cari tempat shalat di Mall Margo City. Di mushola kulihat ada gadis cantik berjilbab funky sedang bersiap-siap shalat Dzuhur. Dia mengajakku shalat berjamaah. Kami pun berjamaah.
Sejak rakaat pertama Dia sudah menyambutku. Saat itu aku dapat pemahaman yang kuterjemahkan begini : “Anak ini sedang ada masalah. Bilang sama dia untuk minta tolong hanya pada-Ku saja. “
Ada diberi pemahaman bahwa masalah yang dia hadapi begitu berat, jika dia tidak kuat maka dia akan melepaskan jilbabnya. Aku ngga tahu masalahnya apa. Mungkin berhubungan dengan pekerjaan atau orang tuanya.
Ntahlah aku tidak tahu, itu tadi apa. Apa itu dari setan, atau itu kata hatiku. Aku tidak tahu.
Pada saat sujud terakhir, tiba-tiba jilbabnya lepas. Aneh sekali, padahal sudah pakai peniti. Lalu setelah selesai shalat dia minta peniti padaku. Kemudian dirapikannya jilbabnya. Aku bilang padanya : “ Mbak, lagi punya masalah ya? “ “Ngga tuh.”
“Tadi disuruh Allah kalau ada masalah minta tolong ke Allah saja.”
Dengan wajah heran, mengira-ngira aku ini orang gila atau tidak, dia berkata “Thanks”
Setelah dia pergi, akupun terpingkal-pingkal dengan perilakuku tadi. Kok aku jadi paranormal begini? Apa aku ini sudah gila?
Kata temanku, lain kali kalau menyampaikan suatu pemahaman dari Allah, harus dengan cara yang cantik agar tidak dikira aneh. Dan agar tidak dikira mengaku-ngaku wali yang bisa mendengar suara Tuhan. Padahal sudah jelas sekali bahwa aku ini orang biasa, yang agamanya biasa saja, jauh dari sholeh dan sangat banyak kekurangannya.
Sejak rakaat pertama Dia sudah menyambutku. Saat itu aku dapat pemahaman yang kuterjemahkan begini : “Anak ini sedang ada masalah. Bilang sama dia untuk minta tolong hanya pada-Ku saja. “
Ada diberi pemahaman bahwa masalah yang dia hadapi begitu berat, jika dia tidak kuat maka dia akan melepaskan jilbabnya. Aku ngga tahu masalahnya apa. Mungkin berhubungan dengan pekerjaan atau orang tuanya.
Ntahlah aku tidak tahu, itu tadi apa. Apa itu dari setan, atau itu kata hatiku. Aku tidak tahu.
Pada saat sujud terakhir, tiba-tiba jilbabnya lepas. Aneh sekali, padahal sudah pakai peniti. Lalu setelah selesai shalat dia minta peniti padaku. Kemudian dirapikannya jilbabnya. Aku bilang padanya : “ Mbak, lagi punya masalah ya? “ “Ngga tuh.”
“Tadi disuruh Allah kalau ada masalah minta tolong ke Allah saja.”
Dengan wajah heran, mengira-ngira aku ini orang gila atau tidak, dia berkata “Thanks”
Setelah dia pergi, akupun terpingkal-pingkal dengan perilakuku tadi. Kok aku jadi paranormal begini? Apa aku ini sudah gila?
Kata temanku, lain kali kalau menyampaikan suatu pemahaman dari Allah, harus dengan cara yang cantik agar tidak dikira aneh. Dan agar tidak dikira mengaku-ngaku wali yang bisa mendengar suara Tuhan. Padahal sudah jelas sekali bahwa aku ini orang biasa, yang agamanya biasa saja, jauh dari sholeh dan sangat banyak kekurangannya.
Nebak Skor
Kami sharing hingga menjelang pagi. Sayup-sayup di luar ada yang menyalakan televisi. Aku baru ingat kalau pagi ini adalah saat Final Piala Dunia antara Prancis vs Italia. Aku ingat kata teman-temanku, biasanya kalau lagi olah spiritual, kita bisa nebak skor.
Iseng-iseng aku coba. Tampak banyak pemain bola yang berkaos biru. Lalu sekelebat muncul Zidane. Terus terang aku ngga ngikutin berita Piala Dunia selama ini. Jadi aku sama sekali ngga tahu kekuatan masing-masing team.
Tapi pemahaman yang kudapat adalah begini :
Yang menang adalah yang pakai kaos biru. Aku ngga tahu team mana yang pakai kaos biru.
Skornya 2:1 atau 5:3 I’m not sure.
Trus ngga tahu apa peran Zidane di situ.
Setelah itu kami shalat Subuh.
Pagi nganter teman ke Depok. Sore baru lihat pertandingan dari siaran ulang di televisi. Aku baru tahu kalau yang pakai kaos biru itu Itali, dan ternyata Itali yang menang. Lalu skor yang benar adalah 2:0. (Ya, bener dikit kan gak papa 5:3 kan sama dengan 2:0 he.he.) Lalu ternyata di final tersebut terjadi insiden Zidane kena kartu merah karena menanduk salah seorang pemain Itali (lupa namanya).
Ternyata tebakanku benar.
Ha..ha..ha... Aku ketawa ngakak. Antara percaya dan tidak percaya.
Aku mentertawakan keisenganku ini.
Iseng-iseng aku coba. Tampak banyak pemain bola yang berkaos biru. Lalu sekelebat muncul Zidane. Terus terang aku ngga ngikutin berita Piala Dunia selama ini. Jadi aku sama sekali ngga tahu kekuatan masing-masing team.
Tapi pemahaman yang kudapat adalah begini :
Yang menang adalah yang pakai kaos biru. Aku ngga tahu team mana yang pakai kaos biru.
Skornya 2:1 atau 5:3 I’m not sure.
Trus ngga tahu apa peran Zidane di situ.
Setelah itu kami shalat Subuh.
Pagi nganter teman ke Depok. Sore baru lihat pertandingan dari siaran ulang di televisi. Aku baru tahu kalau yang pakai kaos biru itu Itali, dan ternyata Itali yang menang. Lalu skor yang benar adalah 2:0. (Ya, bener dikit kan gak papa 5:3 kan sama dengan 2:0 he.he.) Lalu ternyata di final tersebut terjadi insiden Zidane kena kartu merah karena menanduk salah seorang pemain Itali (lupa namanya).
Ternyata tebakanku benar.
Ha..ha..ha... Aku ketawa ngakak. Antara percaya dan tidak percaya.
Aku mentertawakan keisenganku ini.
Sabtu, 08 Juli 2006
Ask Her !
Temanku masih penasaran kenapa sampai saat ini belum bisa nyambung. Akhirnya aku ajak shalat Isya’ berjamaah. Sama seperti waktu shalat berjamaah dengan Iin tadi siang, aku pun memposisikan diri menghadap pada-Nya. Kukatakan bahwa temanku ini sangat ingin nyambung pada-Nya.
Rakaat kedua Dia menyambut shalatku.
Lalu ada kata-kata yang sangat jelas dari dalam hatiku, tapi bukan dari aku. Bagiku itu adalah Bahasa Tuhan. Bukan suara, bukan kata-kata, tapi aku paham. Tapi kata salah satu trainer yang kutemui, itu adalah kata hatiku. Hati-hati, jangan-jangan itu dari nafs atau mungkin dari setan.
Ntahlah aku tidak tahu. Aku tidak mengerti. Aku benar-benar orang awam.
Aku hanya tahu bahwa Allah tidak bisu.
Tapi akhirnya tetap kuberitahukan pada temanku, apa yang kudapat saat shalat tadi. Benar atau tidak biarlah itu urusan Allah. Toh aku tidak menyesatkan dia. Kalau keterjemahkan apa yang kudapat tadi dengan memakai bahasaku begini :
“ Bilang sama dia, dia punya salah apa sama AKU. Suruh minta maaf dulu.”
Ketika aku katakan padanya, dia diam berpikir. Lalu evaluasi diri apa saja salah dia selama ini.
Aku shalat ba’da Isya. Tiba-tiba aku terbayang ayah temanku itu. Lalu kutanyakan padanya : “ Kamu punya salah apa pada ayahmu?”
Dzig!! Temanku kaget setengah mati. “Lho, kamu kok tahu?”
Ternyata hari itu temanku sedang bertengkar dengan ayahnya. Tapi dia tidak merasa itu salah, karena ayahnya yang telah menduakan ibunya. Jadi wajar kalau dia membela ibunya. Tapi dia jadi tahu bahwa itu tidak disukai Allah. Akhirnya dia bilang bahwa besok pagi dia akan minta maaf pada ayahnya.
Setelah itu kami lanjutkan lagi olah spiritual. Dan akhirnya temanku bisa nyambung.
Rakaat kedua Dia menyambut shalatku.
Lalu ada kata-kata yang sangat jelas dari dalam hatiku, tapi bukan dari aku. Bagiku itu adalah Bahasa Tuhan. Bukan suara, bukan kata-kata, tapi aku paham. Tapi kata salah satu trainer yang kutemui, itu adalah kata hatiku. Hati-hati, jangan-jangan itu dari nafs atau mungkin dari setan.
Ntahlah aku tidak tahu. Aku tidak mengerti. Aku benar-benar orang awam.
Aku hanya tahu bahwa Allah tidak bisu.
Tapi akhirnya tetap kuberitahukan pada temanku, apa yang kudapat saat shalat tadi. Benar atau tidak biarlah itu urusan Allah. Toh aku tidak menyesatkan dia. Kalau keterjemahkan apa yang kudapat tadi dengan memakai bahasaku begini :
“ Bilang sama dia, dia punya salah apa sama AKU. Suruh minta maaf dulu.”
Ketika aku katakan padanya, dia diam berpikir. Lalu evaluasi diri apa saja salah dia selama ini.
Aku shalat ba’da Isya. Tiba-tiba aku terbayang ayah temanku itu. Lalu kutanyakan padanya : “ Kamu punya salah apa pada ayahmu?”
Dzig!! Temanku kaget setengah mati. “Lho, kamu kok tahu?”
Ternyata hari itu temanku sedang bertengkar dengan ayahnya. Tapi dia tidak merasa itu salah, karena ayahnya yang telah menduakan ibunya. Jadi wajar kalau dia membela ibunya. Tapi dia jadi tahu bahwa itu tidak disukai Allah. Akhirnya dia bilang bahwa besok pagi dia akan minta maaf pada ayahnya.
Setelah itu kami lanjutkan lagi olah spiritual. Dan akhirnya temanku bisa nyambung.
Aku Hilang !
Pulang ke rumah kecapean, langsung tidur. Bangun sudah pukul 16.30. Panik, karena belum shalat ashar. Saat shalat kusampaikan penyesalanku karena shalat di akhir waktu, kelamaan tidur.
Namun shalat ashar waktu itu begitu nikmat. Kubawa semua keteledoranku pada-Nya. Aku minta diampuni. Dan Dia pun menyambutku. Setelah shalat, aku diam menikmati kedamaian. Saat itu aku sedang berada di ruang spiritual. Tenang.... Hening.... Damai.....
Lalu tiba-tiba aku hilang! Lho..lho..aku mana?
Aku hilang! Benar-benar hilang.
Tapi masih ada setitik kesadaran di situ. Aku hanya sebuah kesadaran.
Sekitar 15 menit aku merasakan hal itu. Lalu aku kembali lagi seperti semula. Inilah aku, lengkap dengan tubuh, hati, dan pikiran.
Tadi itu maksudnya apa ya? Ntahlah,... aku ngga ngerti.
Namun shalat ashar waktu itu begitu nikmat. Kubawa semua keteledoranku pada-Nya. Aku minta diampuni. Dan Dia pun menyambutku. Setelah shalat, aku diam menikmati kedamaian. Saat itu aku sedang berada di ruang spiritual. Tenang.... Hening.... Damai.....
Lalu tiba-tiba aku hilang! Lho..lho..aku mana?
Aku hilang! Benar-benar hilang.
Tapi masih ada setitik kesadaran di situ. Aku hanya sebuah kesadaran.
Sekitar 15 menit aku merasakan hal itu. Lalu aku kembali lagi seperti semula. Inilah aku, lengkap dengan tubuh, hati, dan pikiran.
Tadi itu maksudnya apa ya? Ntahlah,... aku ngga ngerti.
Welcome
Hari itu siang terik di Depok, setelah jalan-jalan di ITC, Iin mengajakku shalat Dhuhur di Masjid di perempatan Depok 2. Mesjid yang biasa saja, tapi di masjid ini kurasakan energinya kuat sekali. Mungkin karena keikhlasan orang-orang yang membangun masjid ini. Energinya kuat itu maksudku di tempat ini mudah sekali ‘nyambung’ ke Allah.
Kami shalat berjamaah. Saat shalat aku merasakan aku sedang menghadap Dia dengan membawa teman. Aku bilang pada-Nya bahwa temanku ini ingin sekali bisa nyambung’ dengan-Nya. Rakaat pertama belum kurasakan sambutan-Nya. Baru pada rakaat kedua, Dia mulai menyambut shalat kami. Derr...! Terasa sekali sambutan-Nya.
Lalu tiba-tiba tanpa bisa dicegah, air mata menetes perlahan, dan kemudian berubah menjadi isak tangis kerinduan pada-Nya. Lalu Dia berikan pemahaman yang sangat jelas. Kalau kuterjemahkan dengan bahasaku seolah-olah begini :
Allah tersenyum pada Iin, dan mengucapkan “Selamat datang! AKU sudah tahu dia dari dulu. Dulu dia sering datang pada-Ku”
Ketika kukatakan pada Iin, dia makin tidak kuasa menahan perasaan yang membuncah dalam dadanya. “ Aku malu pada Allah. Dulu aku memang sering datang pada-Nya, tapi sejak menikah aku mulai sulit untuk menghadap pada-Nya melalui shalat.”
Derr....!
Kami shalat berjamaah. Saat shalat aku merasakan aku sedang menghadap Dia dengan membawa teman. Aku bilang pada-Nya bahwa temanku ini ingin sekali bisa nyambung’ dengan-Nya. Rakaat pertama belum kurasakan sambutan-Nya. Baru pada rakaat kedua, Dia mulai menyambut shalat kami. Derr...! Terasa sekali sambutan-Nya.
Lalu tiba-tiba tanpa bisa dicegah, air mata menetes perlahan, dan kemudian berubah menjadi isak tangis kerinduan pada-Nya. Lalu Dia berikan pemahaman yang sangat jelas. Kalau kuterjemahkan dengan bahasaku seolah-olah begini :
Allah tersenyum pada Iin, dan mengucapkan “Selamat datang! AKU sudah tahu dia dari dulu. Dulu dia sering datang pada-Ku”
Ketika kukatakan pada Iin, dia makin tidak kuasa menahan perasaan yang membuncah dalam dadanya. “ Aku malu pada Allah. Dulu aku memang sering datang pada-Nya, tapi sejak menikah aku mulai sulit untuk menghadap pada-Nya melalui shalat.”
Derr....!
Langganan:
Postingan (Atom)