Selasa, 26 September 2006

Cara Allah Memaksa

“ Suci lagi sedih. Dia sudah hamil 2 bulan, tapi janinnya tidak berkembang. Jadi harus dikuret besok.”
Bunyi pesan singkat (sms) dari temanku. Dikirim larut malam tadi, tapi baru kubaca pagi ini ketika aku bangun tidur jam 03.30 pagi.

Tiba-tiba aku dapat pemahaman begini :
“Begitulah cara Allah, Sang Rahman Rahim, untuk memaksa Suci kembali pada-Nya. Ramadhan adalah moment yang sangat tepat untuk kembali pada-Nya.”

Dulu Suci sangat rajin mengikuti pengajian-pengajian dan ceramah. Dia yang cantik, ramah, supel, dan baik hati, yang mampu memikat hati siapa saja, ternyata diuji Allah dengan belum dipertemukan dengan jodohnya. Tapi dia tetap rajin berusaha dan berdoa, tidak larut dalam kesedihan. Tipe wanita tangguh dan tegar. Banyak wanita yang iri dibuatnya. She has everything.

Sampai akhirnya Allah berkenan mempertemukannya dengan seorang lelaki yang membuatnya bertekuk lutut, selalu ingin bersamanya all the time. Hingga akhirnya pelan-pelan dia mengurangi kegiatannya di pengajian karena sibuk menemani kekasih. Dan Allah pun mengingatkannya, bahwa lelaki itu bukan jodohnya. Jauh sebelum perpisahan terjadi, sudah bisa diprediksi bahwa mereka pasti akan berpisah. Jika mencintai kekasih berlebihan, maka dia akan merasa terikat. Sehingga akan berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan itu.

Suci yang sejak berada dalam jeratan kekasih berubah jadi pemurung, tidak ceria lagi seperti dulu. Kecantikan mulai memudar dari wajahnya. Tapi begitu mereka putus, dia kembali ceria, ramah, supel, dan baik hati, dan tentu saja cantik. Dia bangkit dari keterpurukan.

Sekali lagi Allah mengabulkan permohonannya. Akhirnya dia dipertemukan dengan jodoh sejatinya. Hanya dalam hitungan minggu mereka pun memutuskan untuk menikah. Kali ini setiap kali diajak ikut pengajian dia tidak bisa ikut karena sibuk mengurus pernikahannya. Nanti saja kalau sudah menikah, aku akan ikut, katanya. Namun 3 bulan berlalu, dia masih sibuk dengan suami dan rumah tangga barunya.

Sampai akhirnya Allah memaksanya untuk kembali mendekat pada-Nya. Diambilnya sang janin. Ujian yang sangat berat bagi seorang wanita. Tetapi Allah yang Maha Rahman Rahim memilih waktu yang tepat yaitu di awal Ramadhan, agar Suci lebih mudah mendekat pada-Nya. Subhanallah! Begitulah cara Allah menyayangi hamba-Nya.

Sekarang bola ada di tangan Suci. Apakah dia mau kembali mendekat pada-Nya, dan dia temukan kebahagiaan, bahkan akan diganti-Nya dengan karunia yang berlipat ganda. Ataukah dia tetap seperti semula. Maka akan dia temukan kesedihan dan kekecewaan.

Dari peristiwa di atas baru kusadari bahwa ternyata aku mulai hafal dengan perilaku-Nya. Dulu setiap ada musibah, aku hanya menduga-duga saja, apa maksud Tuhan dengan musibah tersebut. Tapi kini, dengan sangat yakin, aku bisa tahu apa maksud Dia. Terima kasih ya Allah, Engkau mau mengenalkan Diri-Mu padaku.

Tidak ada komentar: