Malam ini aku mau mempraktekkan latihan minggu lalu. Praktek shalat hanya 1 rakaat saja, tapi ternyata makan waktu 30 menit!
Dan anehnya tidak terasa lama.
Aku shalat Maghrib dengan cara seperti itu. Ternyata sangat nikmat. Khusyu’ membuat waktu tidak terasa. Kunikmati setiap sambutanNya. Selama shalat, aku menangis merasakan kerinduan padaNya. Aku merasakan benar-benar sedang berkomunikasi denganNya.
Aku merasa bahwa Allah benar-benar sayang padaku. Bukan sekedar sayang, tapi benar-benar mencintaiku. Aku sangat bahagia, more than before.
Cintaku terbalas sudah. Meski tidak sebanding.
Cintaku penuh kebohongan. Cintaku tidak tulus.
Tapi Allah membalas dengan cinta yang agung.
Cinta Sang Khaliq kepada makhlukNya yang dhoif ini.
Betapa Maha Mulia Dia. Betapa Maha Agungnya Dia.
Lalu saat shalat Isya’ di tengah –tengah shalat, tiba-tiba ada pemahaman tentang Allah Yang Maha Menggerakkan.
Tiba-tiba aku menangis tersedu-sedu, tak kuasa merasakan kehebatanNya. Aku ingin segera sujud menyungkur. Tapi posisiku sedang berdiri, belum ruku’. Jadi waktu ruku’ aku rasakan seperti sedang sujud, mengakui kehebatanNya.
Terasa bahwa manusia hanya makhluk lemah.
Allahlah yang menggerakkan. Manusia hanya ngaku-ngaku. Terasa kehebatanNya, menembus ruang dan waktu. Bahwa karya-karya besar manusia semua adalah karyaNya! Bukan karya manusia.
Manusia hanya wayang.
Senin, 10 April 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar