Senin, 24 April 2006

Shalat Tidak Merem Lagi

Akhirnya Allah menganugerahkan khusyu' dengan mata melek, tidak terpejam lagi. Dulu kalau mau khusyu’ caranya mula-mula aku berada di kesadaran sang ‘aku’. Lalu menghadap ke Allah, tapi dengan memejamkan mata. Jika melek pasti aku terganggu dengan apapun yang kulihat.

Tapi kini justru dengan memejamkan mata, malah aneh. Rasanya kok tidak sopan. Seolah-olah aku sedang berhadapan dengan Sang Raja tapi malah memejamkan mata. Padahal Sang Raja ada di depanku. Benar-benar shalat khusyu’ yang nikmat.

Aku baru ‘ngeh’ apa kata pemateri kemarin. Beliau bilang kalau kita sudah tahu kemana kita menghadap dan tahu dimana Dia berada, maka shalat tidak perlu memejamkan mata lagi.

Ibarat belajar naik sepeda, di awal-awal kita masih pakai satu kaki di tanah, satu kaki di pedal. Tapi jika kita sudah mahir maka kedua kaki diletakkan di atas pedal, lalu mengayuh. Naik sepedapun lama kelamaan sudah tidak perlu mikir lagi, sudha otomatis saja.

Begitu juga dengan shalat khusyu. Awalnya rata-rata memejamkan mata dulu. Karena penglihatan ini sangat mengganggu. Tapi lama kelamaan, bisa shalat khusyu’ dengan mata melek.

Tidak ada komentar: