Saat itu aku lagi asyik sharing dengan temanku. Tiba-tiba terdengar nyaring bunyi air mancur di kolam kecil di belakangku, hingga aku tertarik untuk melihatnya. Seolah air itu memanggilku. Tapi aku cuekin aja.
Ah, ini hanya perasaanku saja.
Kemudian kami lanjutkan lagi pembicaraan kami.
Sekali lagi suara air mancur itu begitu nyaring, seolah ingin menarik perhatianku. Aku pun menoleh. Lalu iseng kuangkat telunjukku mengarah ke air mancur itu. Kubilang: “Berhenti!” Pelan-pelan air mancur itu berhenti. Amazing!
Tapi kuanggap itu kebetulan belaka. Lalu kami lanjutkan lagi pembicaraan.
Sekali lagi air mancur itu terdengar nyaring, lebih nyaring daripada waktu pertama kali. Akhirnya aku mulai paham bahwa air itu sedang memanggilku!
Kudatangi air kolam itu, kumasukkan tanganku sambil membelai air itu. Aku tanya : “Ada apa?”
Tiba-tiba terasa bahwa air itu ingin menyampaikan padaku bahwa dia sayang padaku. Aku terharu. Lalu seolah dia memintaku untuk wudlu di situ. Akupun wudlu diiringi deraian air mata. Entahlah, aku tidak tahu apa maksud dari kejadian ini. Yang jelas sekarang aku merasakan bahwa air itu hidup!
Belakangan aku baru tahu ada beberapa hikmah di balik kejadian ini. Pertama, 2 hari kemudian ketika di masjid, saat salam di akhir shalat dhuhur, tiba-tiba aku merasa sayang pada orang-orang di sekitarku itu karena sayang pada air yang ada di tubuh mereka. Manusia terdiri dari 70% air. Hikmahnya aku jadi mudah sayang pada semua manusia, karena di dalam tubuh mereka terdapat air yang menyayangiku.
Kedua, 2 minggu kemudian temanku cerita padaku bahwa di kolam tersebut tadinya seringkali ikan yang ada di situ mati. Dari 20 ekor yang dipelihara tinggal 5 ekor. Anehnya sejak peristiwa malam itu, tidak ada satupun ikan yang mati. Semula dia kira karena airnya yang sekarang, cocok untuk ikan. Komposisinya sudah bagus, sehingga tidak berani ganti air. Tapi kemudian dia mulai paham bahwa air itu jadi cocok buat ikan setelah peristiwa malam itu. Akhirnya dia berani mengganti air kolam dengan air yang baru, lalu dia melakukan hal yang sama pada air yang baru ini. Yaitu dengan membelai air itu dan mengatakan bahwa dia menyayangi air itu.
Ketiga, aku seperti disadarkan bahwa selama ini aku kurang minum. Air itu ingin agar dia berada di tubuhku, agar aku minum yang banyak. Dan memang harus kuakui bahwa aku kurang minum.
Itulah kisahku tentang air, yang memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Masaru Emoto dalam bukunya The True Power of Water itu. Bahwa air ternyata bisa merespon kita.
Sabtu, 29 April 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar