Minggu, 19 November 2006

Hilangkan Iri Hati Ini, Ya Allah

Shalat Dhuhur tadi aku curhat ke Allah. Kuadukan semua masalahku padaNYA. Aku menangis tersedu-sedu. Aku bilang bahwa aku iri pada temanku. Bahwa ternyata aku masih punya keinginan.

Ya Allah saya ingin Engkau cabut keinginan ini. Saya ingin lepas dari rasa iri ini. Tolonglah saya ya Allah, karena saya tak bisa menghilangkan iri ini tanpa pertolonganMU. Ya Allah ikhaskan saya. Saya tidak bisa ikhlas tanpa bantuanMU.

Lalu di sela isak tangis, tiba-tiba kurasakan pelan-pelan rasa iri itu dicabut dari hatiku. Lho kok aku sudah tidak merasakan iri lagi? Plong rasanya. Aku sudah bisa menerima semua karunia yang diberikan pada temanku. Aku sudah tidak iri lagi. Semua terserah Allah. Allah punya kehendak, dan Allah punya rencana yang terbaik.

Maghrib tadi, aku memohon ampunanNYA. Aku merasa sangat tidak tahu diri di hadapanNYA, karena telah berani meminta diperlakukan lebih. Padahal aku bukan siapa-siapa. Aku adalah hambaNYA yang berada dalam genggamanNYA. Tidak lebih. Terserah Allah mau berkehendak apa. Dia Maha Bijaksana. Dia tahu yang terbaik.

Perasaan malu ini, perasaan tidak tahu diri ini, begitu kuat. Aku menangis tersedu-sedu dalam shalat magribku. Aku mohon ampun, karena minta diperlakukan lebih.

Allah mau menyambutku itu saja sudah sangat berlebih bagiku yang hina ini. Betapa tidak tahu dirinya aku. Aku sudah diberi fasilitas dimudahkan dekat dengan Allah, setahun belakangan ini. Itu sudah sangat berlebih untukku. Kok aku masih menuntut diperlakukan lebih. Ampuni saya, ya Allah.

Pesan untuk diriku :
Jangan punya keinginan. Keinginan membuatku menuntut lebih dari yang seharusnya kuterima. Dan itu membuatku sengsara.

Tidak ada komentar: