Jumat, 20 Oktober 2006

Doa Lailatul Qadar Saat Itikaf Ramadhan

“Ya Allah, kalau lailatul qodar terlalu mulia buat kami yang hina ini, maka beri kami apa saja yang membuatMU ridlo. Beri kami apa saka asal Engkau ridlo pada kami.”

Itu doa Aa Gym semalam. Sangat berkesan bagiku. Begini ceritanya.
Aku sedang mengejar ingin dapat lailatul qadar. Jadi 10 hari terakhir aku berusaha itikaf di masjid dan memperbanyak ibadah. Terus terang aku juga tidak tahu tanda-tanda lailatul qadar itu bagaimana. Hanya saja sejak sore kemarin aku merasakan suasananya lain. Energi ruhaninya begitu kuat. Ketika kutanyakan pada temanku, dia juga merasakan hal yang sama. Begitu mudah nyambung. Lalu beberapa teman ku sms dan mengiyakan, bahwa malam itu berbeda. Jadi mungkin saja malam itu adalah malam lailatul qadar.

Dengan semangat pergi ke masjid itikaf dengan sungguh-sungguh. Tapi aku kok ngga nyambung-nyambung ya? Padahal dari sore nyambung terus. Ini kenapa ya? Lalu saat muhasabah Aa Gym aku masih juga belum bisa nyambung. Ketika sudah sekian lama muhasabah, aku masih juga merasa garing.

Tapi ketika beliau mengucapkan doa tersebut di atas, tiba-tiba aku merasakan sambutanNYA. Dan banyak peserta itikaf yang akhirnya menangis tersedu-sedu. Dahsyat sekali doa itu. Ada kepasrahan di situ.
Tidak memaksakan kehendak.

Diakui atau tidak, aku pengen banget dapat lailatul qadar. Sebab aku ingin ada perubahan, ingin mendapatkan lompatan spiritual dalam hidupku. Jadi ketika di 10 hari terakhir Ramadhan dikasih garing, bisa nyambung sedikit tapi ngga dalem dan sebentar, maka pengennya diganti harus dapat lailatul qadar. Agar setahun ke depan aku dituntun oleh Allah dalam beribadah dan menjalani kehidupan ini dalam ketaatan padaNYA. Aku gusar kenapa tidak diberi khusyu’. Bersungguh-sungguh itu bagus, tapi ini sudah kebablasan. Aku memaksakan kehendak. Justru ketika kita ngotot, memaksakan kehendak, Allah tidak suka.

Tapi alhamdulillah,.. akhirnya aku menyadari kesalahanku. Dan ketika diberi nyambung saat ini, rasanya luar biasa dahsyat. Terima kasih Aa Gym yang telah menjadi media Allah untuk memilih kata-kata yang begitu tepat, hingga bisa membuatku menyadari kesalahanku dan akhirnya bisa nyambung ke Allah lagi. Terima kasih, Allah.

Kamis, 19 Oktober 2006

Dimanakah Allah?

Tadi ceramah Subuh di DT bagus sekali. Begini isinya :

Dimanakah Allah? Allah berfirman:
Wa huwa ma’akum aina maa kuntum. “Dan DIA bersamamu, dimanapun engkau berada”
“Jika ada yang bertanya kepadamu tentang AKU, maka katakanlah bahwa AKU menjawab panggilan hambaKU. AKU ini dekat, bahkan lebih dekat daripada urat leher.”
“Dia bersemayam di atas Arsy”
“Kemanapun engkau menghadap di situ wajah Allah”
”Dia tidak menyerupai apapun”

Jangan pakai persepsi.
Cukup lihat ciptaanNYA, kita sudah bisa tahu dimana DIA.

Kita bisa bertemu Allah melalui shalat.
QS Al Baqarah 45-46 :
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya itu sangat berat kecuali bagi orang yang khusyu’. Yaitu orang-orang yang meyakini bahwa dia bertemu Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepadaNYA.”

Minggu, 08 Oktober 2006

Shalawat Untukmu, Ya Rosul

Di bulan Ramadhan ini aku dapat pemahaman tentang energi ruhani Rosulullah yang sangat tinggi. Dan barangsiapa mendekati energi ruhani yang sangat tinggi ini, maka dia akan berada di ruang spiritual yang sangat dekat dengan Allah.

Tiba-tiba ada forward sms dari teman :
“Ternyata HANYA orang yang berada di RUANGAN RUHANI ROSULULLAH sajalah yang akan mampu menangkap Lailatul Qodar, Malam Pencerahan yang Agung. Marilah kita segera merunduk-runduk ke sana, ke ruang kelanggengan dengan memperbanyak shalawat. Karena saat kita bershalawat, Allah akan segera menaruh ruhani kita ke ruangan ruhani Rosululloh.”

Subhanallah. Kok sama ya, dengan yang kudapat.
Lalu temanku yang lain lagi juga mendapat suatu pemahaman saat dia shalat tahajud. Dia dapat surat Al Ahzab 33 : 56. Pas kubuka isinya :
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-NYA bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanah kalam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Subhanallah… Kok bisa sama sih? Apa memang pengajaran Allah saat ini adalah tentang shalawat untuk Rosul?
Ya, aku akan berusaha memperbanyak shalawat untuk Rosulullah.

Jumat, 06 Oktober 2006

I Miss You, So Much

Ya Allah saya rindu padaMU
I miss YOU, so much. Amat sangat.
Belum pernah aku merasakan kerinduan yang begitu menggelora.
Saya ngga kuat, ya Allah.
I need You. Jangan tinggalin saya, please..
Saya benar-benar tak bisa hidup tanpaMU.
I’m nothing without YOU.
La haula wala quwwata illa billah…

Saya ngga tahu bagaimana mengungkapkan perasaan ini.
Saya kangen padaMU.
Please, sayangi saya. Warhamni, ya Allah.
Cintai saya, maka saya tak akan perdulikan apapun.

Kenapa, ya Allah? Kenapa Kau buat aku begitu merana karena cintaMU?
Aku begitu mendambakan cintaMU.
Kenapa, ya Allah?
Padahal kemarin aku sudah bisa ‘nyambung’. Tadi juga bisa.
Tapi kenapa sekarang rindu ini begitu menyiksaku.
Seolah sudah begitu lama tidak berjumpa denganMU.

Kamis, 05 Oktober 2006

Rumput yang Taat

Kemudian aku duduk merasakan keheningan malam. Suasana begitu syahdu, begitu sakral. Lalu tiba-tiba aku terpaku pada rumput di hadapanku.
Aku dapat pemahaman begini:

Lihatlah rumput itu. Rumput itu begitu taat pada perintahNYA. Dia tidak pernah protes meski diinjak-injak manusia, kadang dicabut karena mengganggu, kadang dirawat dengan baik untuk kemudian dijadikan padang golf yang indah atau untuk lapangan sepak bola. Dia tidak pernah protes.
Dia tahu bahwa dia diciptakan Allah memang untuk itu.
Contohlah rumput yang taat, yang tidak pernah protes pada perintahNYA.

Kemegahan Semesta

Ciater Spa Resort, 40 ha.
Dengan view yang sangat indah, gunung, tebing, gemericik air, bangunan yang indah, luas, bulan purnama, keheningan malam, suara jengkerik. Syahdu, dibalut teknologi terkini, jauh dari keramaian, ada sumber air panas, turis-turis asing, bungalow yang indah, bunga-bunga bermekaran, keramahan para pegawai, mushaf Al Qur’an di tiap pavilyun, seorang teman yang tawadhu, yang mengenalkan Allah pada teman-temannya yang lain, di tengah suasana malam yang hening dan dinginnya malam menusuk tulang.

Pemandangan yang sungguh indah. Tak habis-habisnya aku mengagumi keindahan alam di sana. Energi ruhani di sana malam itu kurasakan begitu kuat. Kemegahan semesta!
Seolah Allah mempertontonkan keindahan ciptaanNYA padaku. Subhanallah…..
Aku sangat mengagumi maha karyaNYA, begitu sempurna. Tanpa terasa menetes air mata kekaguman dan keharuan mengakui akan kebesaran NYA.

Senin, 02 Oktober 2006

Di Ujung Kehampaan

Tahu ngga, kemarin aku sedih banget, ngga punya semangat, ngga punya apa-apa, benar-benar down. Aku benar-benar terpuruk. Puncaknya pas lagi shalat.
Akhirnya kusampaikan semua kehampaan yang kurasakan.Tiba-tiba, entah ide dari mana, aku berdoa minta diambil rohku saat itu dan minta diisi sama Allah. Aku ngga mengerti apa maksud doaku itu. Aku heran kenapa bisa begitu?

Ternyata Allah mengajariku tentang gelas kosong itu. Memang saat itu, di ujung kehampaan itu, aku merasakan kondisiku saat itu benar-benar kosong. Mungkin Allah sedang mengosongkanku dari rasa bisa, dari rasa berdaya, dari rasa ke-aku-an. Aku sedang diajarkan tentang :
La haula wala quwwata illa billaah. Tidak ada daya dan kekuatan selain dengan pertolongan Allah. Bahwa kita sebenarnya tidak berdaya, jika tanpa bantuanNya.

Ini untuk mengosongkanku, mengikis kesombonganku, dan selanjutnya mengisiku dengan ilmu-NYA. Ibarat gelas kosong, akan sangat banyak menampung ilmuNYA. Berbeda jika gelas itu penuh, maka akan tumpah. Tidak bisa menerima ilmu dariNYA.

Minggu, 01 Oktober 2006

Musibah atau Karunia?

Kita usahakan terus menerus mencari hikmah dari segala kejadian, baik kejadian yang menyenangkan maupun musibah yang sangat menyakitkan. Semakin sering kita berlatih dengan musibah, lama kelamaan kita tidak akan bisa membedakan mana musibah, mana karunia. Semua terasa nikmat. Baik kejadian menyenangkan maupun musibah, ada pengajaran dari Allah yang diberikan pada kita.

Misalkan kehilangan uang sekian ratus juta. Bila belum terlatih, maka akan merasa ini ujian yang sangat berat. Tapi bila sudah terlatih maka akan merasa ini adalah pelajaran yang diberikan oleh Allah agar tidak mengikatkan hati pada uang, agar lebih banyak bershodaqoh, dst…

Latihan Khusyu' : Menyengaja Dalam Melakukan Sesuatu

Salah satu cara agar bisa nyambung ke Allah setiap saat adalah dengan MENYENGAJA dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Anything. Misalkan saat menyisir rambut, lakukan dengan sengaja. Saat makan, lakukan dengan sengaja dengan kesadaran penuh. Saat pakai baju lakukan dengan menyengaja. Jangan saat menyisir rambut, pikiran kita kemana-mana. Sadari bahwa saat itu kita sedang menyisir rambut, sadari bahwa saat itu kita sedang makan, sadari bahwa saat itu kita sedang ganti baju. Do anything dengan penuh kesadaran.

Itu salah satu cara yang kulakukan untuk menjaga kesadaran. Agar pikiran tidak kemana-mana. Salah satu efek yang langsung tampak adalah kita tidak akan mudah lupa menaruh barang, atau ketinggalan barang, dst. Biasanya itu terjadi karena saat melakukan sesuatu, pikirannya kemana-mana.

Nah, setelah pikiran tidak kemana-mana, kita akan lebih mudah untuk mengarahkan kesadaran ke Allah.

HURUF BESAR

BEGITU MUDAH
BEGITU SEDERHANA
UNTUK MENGHORMATI tuhan
KITA HANYA PERLU MENGGUNAKAN HURUF BESAR
UNTUK MENULIS NAMAnya.

Puisi yang indah. Aku ambil dari sebuah buku kumpulan puisi bersampul warna merah, karya mahasiswa ITB. Aku lupa judulnya. Aku sangat terkesan dengan puisi ini. Ringkas tapi mengandung arti yang sangat dalam.

Ya, ketika sedang menulis tentang Tuhan, selalu saja kugunakan huruf besar. Itu karena menurutku tidak sopan jika menggunakan huruf kecil ketika menuliskan namaNYA. Bahkan kata gantinya pun selalu pakai huruf besar (DIA , NYA, AKU, Engkau, dst). Itu juga untuk membedakan siapa yang sedang berbicara. Jika memakai kata ganti AKU, itu artinya Tuhan. Tapi jika pakai ‘aku’ itu artinya aku manusia yang lemah ini.

Ya, diakui atau tidak, kita menghormati Tuhan baru sebatas memakai huruf besar untuk menuliskan namaNya. Padahal seharusnya lebih dari itu.

Allah Maha Sabar (As Shobur)

Sebagai manusia biasa aku juga berusaha berbuat baik ke teman dan berusaha dianggap baik. Ini adalah untuk memperbaiki citra diri. Berbeda dengan Allah. Allah yang sudah Maha Baik, masih terus berbuat baik walaupun banyak manusia termasuk aku yang kadang menganggap NYA jahat, tidak adil, tidak bisa mengerti kita, dst. Tapi lihatlah… It doesn’t matter for HIM ! Dia tidak terpengaruh dengan itu semua.

DIA selalu memberi dengan tulus, tidak pernah ada pamrih. Allah tidak butuh apa-apa dari kita. Berapa kali pun kita tidak tahu terima kasih, bahkan kadang menghujatNYA, tapi Dia tidak pernah kecewa. Dia terus memberi, terus berbuat baik pada manusia. Dia sangat penyabar. Dia Maha Sabar.
Dia tidak perduli apakah kita menganggapNYA baik atau buruk. Dia tetap baik pada manusia. Dia sama sekali tidak terpengaruh dengan anggapan manusia. Dia tetap sabar dan telaten mengurus kita meski kita terus menerus menghujatNYA, mengabaikanNYA, menganggapNYA tidak ada, dst. DIA benar-benar Maha Penyabar.

Ketika Dekat Dengan Allah

Jika kita dekat dengan Allah,
maka apapun permintaan kita akan DIA kabulkan.
Tapi tahukah kamu bahwa ketika kita dekat dengan Allah,
maka kita tidak akan sempat untuk meminta,
karena kita makin menyadari bahwa DIA telah memberikan segalanya pada kita. Kita terlalu sibuk bersyukur hingga tidak sempat meminta.

Begitu banyak hal yang belum kita syukuri.
Mulai dari nikmatnya udara, nikmatnya mata, nikmatnya bisa bergerak,
dan seterusnya hal-hal yang kita anggap remeh dan kita abaikan selama ini.

Ketika dekat dengan Allah, Dia membuka mata hati kita akan Rahman-RahimNYA yang begitu banyak, begitu melimpah dianugerahkan kepada kita makhluk ciptaanNYA.
Betapa seluruh alam semesta berikut isinya
DIA ciptakan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Tapi kita seringkali lalai dengan itu semua.